Menuju konten utama

Bawaslu Didesak Segera Periksa Luhut di Kasus Pemberian Amplop

Ujang mengatakan, kasus pemberian amplop oleh Luhut ini harus cepat diusut agar tidak ditiru yang lainnya. 

Bawaslu Didesak Segera Periksa Luhut di Kasus Pemberian Amplop
Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

tirto.id - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mendesak Bawaslu untuk segera mengusut maksud dan tujuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait pemberian amplop kepada salah satu ulama di Bangkalan, Madura.

Menurut Ujang, kasus ini harus cepat diusut agar tidak dianggap wajar sehingga banyak yang meniru tindakan Luhut dengan alasan yang sama.

"Bawaslu harus mengeluarkan larangan untuk penyelenggara negara memberi sesuatu termasuk ulama untuk mempengaruhi hak politik," kata Ujang kepada Tirto, Jumat (5/4/2019).

Menurut Ujang, Bawaslu adalah satu-satunya lembaga yang bisa mengawasi dan menindak kecurangan dalam Pemilu. Ia mengatakan, jangan sampai celah hukum ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran.

"Bisa jadi ada yang memang memanfaatkan celah-celah hukum yang tidak mengenai mereka sebagai di luar bagian tim kampanye," katanya lagi.

Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Kaka Suminta juga mendesak Bawaslu segera melakukan klarifikasi dalam kasus Luhut.

Kendati Luhut sudah memberikan klarifikasi, namun Kaka belum bisa memastikan bahwa itu politik uang atau tidak.

"Kalau Bawaslu mengatakan tidak bertentangan dengan peraturan, ya sudah," kata Kaka. "Intinya di Bawaslu."

"Kalau memang tidak dianggap pelanggaran ya nanti dilihat apakah ada celah pada aturan pemilu itu atau memang sudah bagus," ucapnya lagi.

Terkait dengan masalah ini, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemberian amplop itu terjadi saat menjenguk KH Zubair Muntasor di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Bangkalan, Madura.

Luhut menjelaskan bahwa amplop itu untuk biaya pengobatan dan sebagai rasa terima kasih atas bingkisan yang sebelumnya diberikan.

"Saya pun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," kata Luhut, dalam rilis pers kepada Tirto, Jumat (5/4/2019).

"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh [tanda terima kasih] sekadarnya untuk membantu pengobatan beliau," tambahnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto