tirto.id - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pemulihan sektor pariwisata bakal membutuhkan waktu lama. Kontribusi pariwisata pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional diperkirakan belum bisa kembali setinggi tahun 2019 di kisaran 4,7 persen sampai tahun 2024.
“PDP pariwisata flat. Untuk kembali seperti 2019 membutuhkan waktu cukup lama. Sampai 2024 pun dia belum pulih sampai sebelum kena COVID-19," ucap Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6/2020).
Dalam paparan Bappenas, kontribusi PDB pariwisata diprediksi baru mencapai kisaran 4,5 persen per 2045 usai diprediksi turun menjadi 4,1 persen pada 2020. Pada tahun 2021, hanya meningkat tipis menjadi 4,2 persen.
Sementara itu devisa pariwisata ditaksir sudah dapat kembali normal pada 2024 di kisaran 21,5 sampai 22,9 miliar dolar AS setelah diprediksi turun menjadi 3,3 sampai 4,9 miliar dolar AS pada 2020. Pada 2021 Bappenas menargetkan devisa meningkat menjadi 4.8 sampai 8,5 miliar dolar AS.
Untuk jumlah wisatawan mancanegara juga kembali seperti capaian 2019 di kisaran 16,1 juta kunjungan pada 2024. Namun pada tahun 2020 jumlahnya diprediksi akan anjlok hingga kisaran 2,8 sampai 4 juta kunjungan dan hanya bertambah menjadi 4 sampai 7 juta pada 2021.
Jumlah wisatawan nusantara pada 2024 diprediksi lebih optimis di kisaran 320-335 juta perjalanan melampaui capaian 2019 di angka 290 juta perjalanan. Pada 2020 nanti ditaksir capaian ini akan turun menjadi 120-140 juta perjalanan dan meningkat menjadi 180-220 juta perjalanan di 2021.
Selain itu Bappenas menargetkan pada 2024 nanti tingkat daya saing pariwisata Indonesia tetap bisa naik sampai 2024 di kisaran peringkat 29 sampai 34. Target itu meningkat dari posisi 2019 yang masih di angka 40 dan tahun 2020 yang diprediksi tak bergerak di posisi 40.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan