Menuju konten utama

Bank Indonesia Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%

Bank Indonesia diprediksi mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG).

Bank Indonesia Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini, Rabu (21/2/2024).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mengatakan BI Rate dipertahankan di level 6 persen dengan pertimbangan kondisi perekonomian secara global dan juga domestik.

Menurut Bhima, isu resesi di negara maju seperti Jepang dan Inggris, mempengaruhi aliran modal asing khususnya di pasar surat utang. Dari dalam negeri, rupiah juga terpantau melemah 2,35 persen terhadap dolar AS dalam enam bulan terakhir.

“Tantangan ke depan dari sisi eksternal sepertinya masih akan menjadi concern pengambil kebijakan moneter,” kata Bhima kepada reporter Tirto, Rabu (21/2/2024).

Bhima menilai BI belum memiliki sinyal untuk menurunkan suku bunga, lantaran belum adanya tanda-tanda penurunan suku bunga dari The Fed.

“Belum ada, menunggu The Fed turunkan suku bunga bertahap juga baru BI menyusul,” ucap Bhima.

Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menilai BI perlu mempertahankan BI Rate di level 6 persen. Menurutnya, The Fed tidak akan menurunkan suku bunga kebijakannya dalam waktu dekat.

“Kami [LPEM FEB UI] menilai BI sebaiknya mempertahankan BI Rate di level 6 persen bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ucap Teuku dalam risetnya.

Lebih lanjut, menurut Teuku, inflasi tetap terjaga mendekati target baru sebesar 2,5 persen, dengan tekanan inflasi terdekat kemungkinan berasal dari kenaikan pengeluaran pada beberapa libur akhir pekan panjang dan harga menjelang musim Ramadan.

Meskipun sedikit terdepresiasi selama sebulan terakhir, rupiah kini berada pada kisaran Rp15.650 per dolar AS setelah pemilu.

Dari sisi eksternal, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengindikasikan penurunan suku bunga kemungkinan akan ditunda.

Meskipun tidak ada tekanan dari inflasi, menjaga perbedaan imbal hasil yang memadai antara obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi AS sangat penting. Hal itu untuk mencegah arus keluar modal dan menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali.

“Mempertahankan BI Rate mungkin merupakan sikap paling bijak dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang