tirto.id - Ratusan warga Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Mereka menggotong kandang ayam, motor, kulkas, lemari berisi pakaian dan barang berharga, mainan anak, hingga gerobak dagangan.
"Warga gotong-royong. Saya salut, terutama anak muda ikut bantu," kata Ketua RT2/RW7 Rawajati Saipul Irawan kepada reporter Tirto, Jumat (26/4/2019).
Warga yang mengungsi dari RT 1 hingga 6. Jumlahnya, kata Saipul, sekitar 100 jiwa.
Mereka, hingga pukul 23.00 WIB masih bermalam di kolong Jembatan Layang Kalibata. Mereka tiduran beralaskan selimut, karpet, hingga tanpa memakai apa pun. Di dekat mereka ada deretan kandang ayam sebesar sekitar 1x1 meter, lemari, motor, kulkas, hingga televisi.
"Belum ada bantuan pemerintah. Anak-anak balita perlu selimut," tuturnya.
Dia berharap juga ada bantuan obat-obatan dan makanan. "Caleg mana nih, waktu kampanye ramai spanduk sampai jember. Sekarang enggak ada," keluhnya.
Saipul menuturkan, dari sore sekitar pukul 17.30 WIB, ketinggian air di rumah warga mencapai 2 meter. Terakhir, warga mengungsi karena banjir pada, 2 Februari 2017 lalu. Kurang lebih ketinggian air serupa dengan hari ini.
"Ini lumpur biasanya 20 sampai 60 centimeter," ucapnya.
Salah satu korban banjir, Eko Sudarmono. Dia warga RT5/RW7 Rawajati. Pagi tadi pukul 09.00, ketika bangun tidur ia membuka jendela. Dia kaget air sudah menggenangi jalanan hingga masuk ke rumah.
"Lantai 1 rumah saya banjir selutut," kata Eko kepada reporter Tirto sambil mengamati kayu hingga kasur yang mengambang di Sungai Ibu, Kali Ciliwung.
Selama banjir, Eko berdiam diri di lantai 2 rumahnya. Aliran listrik dimatikan. Sisa cadangan air bersih di rumahnya sampai habis.
"Tadi enggak mandi," tuturnya.
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Alexander Haryanto