tirto.id - Badan Anggaran (Banggar) DPR menyetujui tambahan anggaran bagi Kementerian Koordinator Bidang (Kemenko) Kemaritiman sebanyak Rp79 miliar untuk tahun 2020. Keputusan Banggar ini menjadikan total anggaran Kemenko Maritim pada 2020 nanti berjumlah Rp350 miliar.
“Apa semua setuju dengan anggaran yang dipaparkan? Setuju ya,” ucap Ketua Banggar DPR RI, Kahar Muzakir dalam rapat di kompleks parlemen Kemarin (9/9/2019).
Pada tahun 2019, anggaran Kemenko Maritim berjumlah Rp257.203.852.000 atau Rp257 miliar. Kementerian Keuangan sebenarnya hanya memberi kenaikan sekitar Rp14 miliar sehingga total anggaran untuk 2020 menjadi Rp271.543.385.000 atau Rp271 miliar per 22 Juli 2019 sebagai pagu anggaran awal.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengajukan usulan tambahan Rp79.250.000.000 atau Rp79,25 miliar.
“Kami mengusulkan tambahan Rp 79,25 miliar pada pagu anggaran 2020 menjadi Rp 350,7 miliar. Ada tambahan yang kami usulkan untuk membuat program lebih dinamis lagi,” ucap Luhut dalam rapat di ruang Banggar.
Usulan tambahan ini, kata Luhut, berkaitan dengan adanya sejumlah masalah yang sewaktu-waktu muncul. Ia mencontohkan penanganan pencemaran laut akibat tumpahan minyak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tambahan anggaran dibutuhkan untuk membiayai perjalanan pulang-pergi selama mengurusi gugatan ke Australia.
Di sisi lain, kebutuhan anggaran juga berkaitan dengan kerja Kemenko Maritim yang bersentuhan dengan luar negeri.
Luhut juga menyebutkan kebutuhan anggaran ini juga diperlukan untuk bidang koordiansi sumber daya dalam dan jasa berikut bidang koordiansi infrastruktur untuk menunjang koridor pertumbuhan ekonomi baru.
Di hadapan Banggar, Luhut sempat menyinggung kalau anggaran yang ia terima sebenarnya kurang. Namun, ia menyatakan tahu diri karena kondisi perekonomian sedang tidak baik.
“Realisasi kami selalu WTP. Kami selalu pastikan deputi dan staffkami bagus. Selama 3-5 bulan ini anggaran kurang dan ya terlalu sedikit, tapi kami tahu diri. Negara sedang begini dan ekonomi global begini (melambat),” ucap Luhut.
Di dalam rapat, Luhut juga menyatakan ada kemungkinan bahwa rapat ini adalah perjumpaan terakhir antara ia dan anggota Banggar.
“Ini pertemuan terakhir kita. Bapak-ibu menjadi mitra kerja kami. Saya minta maaf kalau ada salah. Bapak-ibu saya kira ada yang masih terus tapi ada yang tidak,” tandasnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana