Menuju konten utama

Bamsoet Sebut Hilirisasi Berikan Hasil Positif ke Investasi

Bamsoet menilai strategi hilirisasi industri memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat.

Bamsoet Sebut Hilirisasi Berikan Hasil Positif ke Investasi
Ketua MPR Bambang Soesatyo melambaikan tangan saat tiba di lokasi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.

tirto.id - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo, mengatakan strategi hilirisasi industri di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan hasil cukup positif. Salah satunya berupa nilai investasi di sektor industri pengolahan yang tumbuh pesat.

Untuk diketahui, dalam satu dekade terakhir terdapat lonjakan tajam nilai investasi pada sektor industri pengolahan nonmigas, yaitu dari Rp186,79 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp565,25 triliun pada 2023.

"Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat," ujar Bamsoet dalam pidato Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2024).

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Bamsoet menyebut, nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi. Ini membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia.

Data dari USGS mengenai produksi nikel tahun 2022 lalu menjadikan Indonesia produsen nikel terbesar dunia. Setelah Indonesia, terdapat Filipina dengan jumlah produksi sebesar 330 ribu metrik ton, lantas diikuti Rusia dengan produksi nikel 220 ribu metrik ton.

Amerika Serikat yang notabene negara adidaya hanya memproduksi 18 ribu metrik ton, terkecil di antara daftar 9 besar produsen nikel. Sementara itu, Cina menempati urutan ke-7 cuma memproduksi nikel sebesar 110 ribu metrik ton.

"Indonesia nomor satu penghasil nikel terbesar di dunia," ujar dia.

Sebelumnya, Jokowi mengklaim bahwa Indonesia telah meraih omzet dari hilirisasi nikel hingga Rp510 triliun. Klaim tersebut muncul karena Indonesia tidak lagi mengekspor produk nikel mentah namun telah diolah menjadi sejumlah produk di Indonesia salah satunya adalah kendaraan listrik atau electronic vehicle yang disingkat dengan EV.

Dia menceritakan, saat awal proses hilirisasi dia mendapat pertentangan di 2022. Karena saat itu Indonesia harus menahan pemasukkan yang berada di angka Rp20 triliun. Selain itu dia juga menyebut ada sejumlah gugatan salah satunya dari Uni Eropa karena kebijakan hilirisasi tersebut.

"Lompatan sangat besar sekali, meskipun sekali lagi awal-awal banyak yang tidak setuju, pro dan kontra, dan juga yang kedua kita digugat oleh EU, oleh Uni Eropa dan kita kalah," kata Jokowi dalam peresmian Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium, di Kendal, Jawa Tengah, (7/8/2024).

Baca juga artikel terkait HUT RI 2024 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto