Menuju konten utama
Siklus Menstruasi Perempuan

Bagaimana Cara Menghitung Siklus Menstruasi Perempuan?

Perhitungan siklus menstruasi dapat menunjukkan teratur-tidaknya periode pendarahan pada perempuan. Lantas, bagaimana cara menghitung siklus menstruasi?

Bagaimana Cara Menghitung Siklus Menstruasi Perempuan?
Ilustrasi menstruasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menstruasi merupakan siklus pendarahan yang dialami tubuh perempuan karena proses fisiologis sebagai persiapan untuk kehamilan. Karena berlangsung rutin setiap bulannya, siklus menstruasi selanjutnya dapat diprediksi. Lantas, bagaimana cara menghitung siklus menstruasi?

Menstruasi berlangsung ketika lapisan dinding rahim menebal dan tidak ada pembuahan sel telur. Dengan demikian, terjadi peluruhan dinding rahim yang ditandai dengan pendarahan melalui vagina.

Siklus menstruasi pada setiap perempuan tidak senantiasa sama. Faktor genetik dan gizi dapat mempengaruhi keberlangsungan siklus menstruasi seseorang. Oleh karenanya, siklus menstruasi juga dapat menunjukkan kondisi kesehatan tubuh perempuan.

Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Perhitungan siklus menstruasi dapat menunjukkan teratur-tidaknya periode pendarahan pada perempuan.

Dilansir laman Young Women’s Health, siklus menstruasi dihitung dari hari pertama pendarahan pada suatu periode hingga hari pertama pendarahan pada periode berikutnya.

Maka dari itu, panjang siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode tersebut. Umumnya, panjang siklus ini berlangsung antara 21 hingga 35 hari, dengan rata-rata 28 hari.

Pendarahan menstruasi sendiri umumnya berlangsung antara 2 hingga 7 hari. Adapun pendarahan yang dihitung adalah pendarahan yang telah berlangsung teratur, bukan sejak munculnya bercak menstruasi.

Sebagai contoh, apabila pada Januari terjadi kemunculan bercak pada tanggal 3 dan pendarahan menstruasi pada tanggal 4, kemudian pada Februari pendarahan menstruasi terjadi pada tanggal 2, maka panjang siklus menstruasi ini adalah 30 hari, dihitung dari tanggal 4 Januari hingga tanggal 2 Februari.

Selain itu, siklus menstruasi perempuan juga berpotensi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Umumnya, selama beberapa tahun pertama sejak menstruasi dimulai, siklus menstruasi yang panjang sering terjadi.

Akan tetapi, siklus menstruasi cenderung memendek dan menjadi lebih teratur seiring bertambahnya usia.

Selanjutnya, ketika perempuan mendekati masa menopause, siklus menstruasi cenderung menjadi tidak teratur lagi.

Sebagai jaga-jaga, karena risiko kanker rahim meningkat seiring bertambahnya usia, konsultasikan setiap perdarahan tidak teratur di sekitar masa menopause dengan penyedia layanan kesehatan.

Mengutip Mayo Clinic, konsultasi dengan dokter juga disarankan apabila terjadi menstruasi dengan pola di luar keterangan di atas, antara lain:

  • Panjang siklus menstruasi berlangsung antara kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
  • Menstruasi berhenti secara tiba-tiba selama lebih dari 90 hari dengan kondisi tidak ada kehamilan
  • Terjadi pendarahan menstruasi selama lebih dari 7 hari
  • Siklus menstruasi secara tiba-tiba menjadi tidak teratur ketika sebelumnya berlangsung secara teratur

Apabila terjadi gejala-gejala di atas, bisa dipastikan terjadi gangguan siklus menstruasi pada perempuan.

Selain itu, siklus menstruasi juga menunjukkan proses yang tengah dialami organ reproduksi perempuan, antara lain masa ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi berikutnya. Dalam bahasa awam, ovulasi adalah masa subur ketika rahim perempuan siap dibuahi.

Ovulasi adalah proses di mana sel telur yang matang dilepaskan dari indung telur (ovarium). Setelah dilepaskan, sel telur bergerak ke tuba fallopi (saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim), lalu tinggal di sana selama 12 hingga 24 jam dalam kondisi siap dibuahi. Kondisi itu dapat membantu dalam melakukan perencanaan atau penundaan kehamilan.

Namun, panjang siklus menstruasi setiap perempuan mungkin berbeda, sehingga waktu antara ovulasi dengan awal periode menstruasi berikutnya dapat berbeda pula. Untuk mengetahui cara lebih lanjut menghitung masa subur, klik di sini.

Baca juga artikel terkait MENSTRUASI atau tulisan lainnya dari Syaima Sabine Fasawwa

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syaima Sabine Fasawwa
Penulis: Syaima Sabine Fasawwa
Editor: Abdul Hadi