tirto.id - Di hadapan para penggemar dan pendukung setia yang membludak, Arnold Schwarzenegger disumpah menjadi gubernur California pada 17 November 2003. Segera setelah disumpah, ia berpidato menegaskan kembali prioritas kerjanya, yaitu memperbaiki krisis fiskal yang melanda negara bagian Amerika ke-31 itu.
Ia terpilih menjadi gubernur melalui mekanisme "recall election", yaitu prosedur pemilihan gubernur yang dibuat ketika rakyat mengumpulkan petisi dan menuntut untuk mengganti gubernur petahana agar turun dari jabatannya. Pada Juli 2003, semakin banyak rakyat menandatangani petisi untuk menurunkan Gray Davies, gubernur California kala itu, dari jabatannya.
Recall election di California menjadi hukum resmi sejak 1911 ketika Amerika memasuki era progresif. Tapi, baru pada 2003 inilah recall election benar-benar dilakukan. Dalam sejarah Amerika Serikat, ini kali kedua terjadi di level gubernur Amerika Serikat. Yang pertama kali terjadi di North Dakota pada 1921 ketika Gubernur Lynn Frazier dipaksa turun jabatan dengan prosedur ini.
Kala itu Arnold tidak sendirian maju menjadi calon gubernur. Ada banyak calon. Dua kandidat saingannya yang terkuat juga mengajukan diri yaitu Cruz Bustamante dari Partai Demokrat dan Tom McClintock, teman Arnold dari Partai Republikan. Tapi Arnold jelas jadi yang paling populer di antara para kandidat lain. Masalahnya, ia belum pernah sekalipun menjalankan pemerintahan negara bagian, apalagi menduduki posisi utama. Haluan politiknya pun terkesan masih kabur karena belum teruji di ranah publik. Arnold bahkan menolak hadir dalam acara-acara debat kandidat dan hanya muncul di satu kesempatan debat calon pada 24 September.
Pencalonan ini sebenarnya bukan kali pertama Arnold terlibat dalam dunia politik. Pada 1985 ia pernah tampil dalam video musik berjudul "Stop the Madness" yang disponsori oleh Ronald Reagan. Tiga tahun kemudian, ia muncul di hadapan publik sebagai Republikan dengan mendampingi wakil presiden George H.W. Bush dalam beberapa kesempatan. Ia kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden untuk urusan kebugaran fisik dan olahraga pada 1990-1993. Terakhir, ia menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan gubernur California untuk urusan kebugaran fisik dan olahraga di bawah gubernur Pete Wilson.
Meski begitu, ranah politik praktis bukan ranah yang terlalu familiar bagi Arnold. Ia bukan berasal dari latar belakang keluarga pejabat pemerintah. Ia lahir di Thal, wilayah Austria yang diduduki oleh sekutu di Perang Dunia II dan tinggal di sana hingga berusia 19 tahun. Ayahnya adalah polisi lokal Austria yang hidup sederhana dan menginginkan Arnold mengikuti jejaknya menjadi polisi.
Sontak, pada 2003, kabar pencalonan Arnold ini menjadi berita viral di dalam dan luar negeri. Media massa juga secara masif mengeluarkan pelbagai istilah untuk pencalonan Arnold. Banyak istilah itu diplesetkan dari film-film yang pernah dibintanginya seperti "Governator", "The Running Man", "Total Recall", hingga "Conan the Republican".
Menanggapi lelucon yang dibuat media itu, Arnold tetap bersikap santai. Ia sangat sadar bahwa pencalonan itu akan mengundang banyak sekali cibiran dan lelucon. Tapi keinginannya untuk melayani rakyat California sangat tinggi dan ia sempat menyatakan tidak ingin menjadi senator agar bisa terus fokus pada California.
“Saya sangat bangga dan akan terus setia pada California. Saya merasa lebih tepat menjadi kapten di kapal bernama California ini daripada menjadi satu dari ratusan senator”, kata Arnold dalam otobiografinya yang berjudul Total Recall: My Unbelievably True Life Story (2012:797).
Dari segala kontroversi di sekitar pencalonannya itu, Arnold akhirnya menang dengan perolehan suara 48,6 persen, mengalahkan Bustamante yang meraih 31,5 persen dan McClintock yang meraih 13,5 persen. Jadilah Arnold gubernur California kedua yang bukan kelahiran California setelah John G. Downey, orang Irlandia yang menjadi gubernur di 1862.
Langkah-langkah yang perlu diambil sudah ia jabarkan juga. Pertama merombak defisit pengeluaran, memperbaiki sistem kompensasi kelas pekerja, dan fokus mengawal perekonomian.
“Ini adalah hari baru bagi California. Administrasi yang saya bangun sebagai gubernur bukanlah soal pertimbangan politik, melainkan soal menyelamatkan California”, kata Arnold.
Pada pidato pengukuhannya, Arnold terang-terangan menyatakan bahwa ia masuk kantor gubernur untuk mewakili warga California dan bukan mewakili kepentingan khusus yang berpotensi mencederai demokrasi.
Persis seperti dugaan banyak pihak, Arnold mengawali jabatan resmi sebagai birokrat dengan membuat banyak keputusan kontroversial. Sesuai janjinya, ia akan membuat beberapa keputusan cepat. Ini dibuktikan dengan keputusan-keputusan yang ia ambil beberapa jam setelah resmi terpilih, salah satunya menghapus pajak kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh gubernur sebelumnya. Ia juga menghentikan perekrutan pegawai negeri baru, mencabut undang-undang yang memungkinkan imigran gelap mendapatkan izin mengemudi, dan mengusulkan rencana pinjaman senilai lima belas juta dolar AS untuk menutup defisit anggaran.
Ia sempat dituduh menjadi penggalang dana yang baik untuk kepentingan Partai Republikan. Media sempat menuduhnya menjalankan apa yang disebut sebagai “politik kasir” karena ia tak segan meminta dana segar dari perusahaan obat, perusahaan asuransi, dan properti.
“Tepat ketika dia mengalami kesulitan mengisi bioskop dengan harga USD 8 per kursi, ia menemukan para penonton yang bisa dihibur dengan bayaran 21 ribu Dollar per kursi”, kata Louise Krasniewicz dan Michael Blitz dalam buku Arnold Schwarzenegger: A Biography (2006:132).
Dua Periode, Jadi Presiden?
Berbagai kontroversi itu tidak menurunkan pamor Arnold di panggung politik. Pada 2006 ia membuktikan kembali kapasitasnya sebagai pemimpin populer di California dengan kembali mencalonkan diri. Kali ini lawannya adalah Phil Angelides dari Partai Demokrat. Seperti Arnold, Phil Angelides adalah milyarder yang tak ragu mencalonkan diri. Persaingan kedua calon ini benar-benar menjadi konsumsi pers yang sangat mahal. Kampanye dan iklan-iklan politik mereka menyebar di seluruh kota. Persaingan pun semakin ketat. Dalam sebuah video iklan kampanye, kubu Demokrat sempat membuat perang urat syaraf dengan iklan yang menampilkan robot Terminator mengendarai motor besar tetapi mundur. Kata-kata di iklan itu menghentak kubu Arnold dengan ucapan “Kemunduran? Schwarzenegger-lah yang membawa kita mundur”.
Selain itu, para jurnalis juga tidak kalah gencar mengkritik Arnold. Joe Matthews, misalnya, mengatakan dalam artikelnya di New Republic bahwa California akan terus jadi kendaraan politik Arnold, tetapi nasibnya di dunia politik akan ditentukan oleh pemilihan tahun 2006.
Tapi Arnold tetap santai. Persaingan ketat di masa kampanye tidak tampak di hasil pemilihan yang digelar 7 November 2006 itu. Ia membuktikan dirinya meraih kemenangan telak dengan 56 persen perolehan suara mengalahkan Angelides yang hanya mendapat 38,9 persen.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur, publik Amerika pun bertanya-tanya apa langkah politik Arnold selanjutnya. Spekulasi yang beredar tentu saja ia akan maju mencalonkan diri sebagai presiden. Ronald Reagan sudah membuktikan pada publik bahwa seorang aktor bisa menjadi presiden Amerika.
Kini Arnold tentu sudah punya modal pengalaman penting karena tidak mudah memimpin California. Arnold yang sekarang jelas bukan lagi politisi “karbitan” yang baru naik panggung. Kali ini, kemungkinan pencalonannya sebagai presiden tidak lagi bisa dikemas hanya sebagai gurauan belaka.The New York Times pernah memuat gurauan macam ini tahun 1984, tahun ketika film Terminator pertama diluncurkan. Kala itu penulis Sydney H. Schanberg mengatakan, “Jika pencalonan presiden menggunakan mekanisme yang sama dengan kontes kecantikan, maka Arnold Schwarzenegger bisa menjadi presiden” (19 Mei 1984:23).
Tentu media kala itu bermaksud mengkritik situasi politik Amerika yang cenderung memilih pemimpin berdasarkan popularitas semata dan mengabaikan pandangan politik. Tapi, ketika San Francisco Chronicle mengajukan pertanyaan berupa dua kata “Presiden Schwarzenegger?” pada Arnold persis ketika recallelection selesai, publik Amerika tahu persis bahwa hal itu bukan lagi cuma lelucon belaka.
Editor: Fadrik Aziz Firdausi