Menuju konten utama
Mozaik

Jalur Berat & Disergap Badai Salju, Donner Party Jadi Kanibal

Perjalanan menuju California yang mengerikan bagi rombongan Donner Party saat mereka menempuh rute yang salah dan terjebak badai salju.

Jalur Berat & Disergap Badai Salju, Donner Party Jadi Kanibal
Header Mozaik Donner Party. tirto.id/Tino

tirto.id - Martha Jane masih berusia sembilan tahun saat tiba di Sutter’s Fort, California, Februari 1847. Patty, panggilan kesayangannya, terperangkap salju selama empat bulan di Sierra Nevada bersama keluarganya.

Regu penolong gelombang kedua datang membawa sebagian besar keluarganya, namun ia dan kakaknya terpaksa ditinggalkan oleh regu yang dikoordinasi First Relief Party itu. Mereka dinilai terlalu lemah dan terpaksa menunggu datangnya regu penyelamat pada gelombang berikutnya.

Untuk menghibur diri, Patty mengeluarkan boneka kayu kesayangannya, Dolly, dari saku celemeknya. Boneka itu ia sembunyikan setelah dalam perjalanan yang sulit, ayahnya, James Reed, mencoba memisahkan barang-barang tak penting ke gerobak lain.

Dolly diberikan kepada Patty oleh neneknya yang meninggal karena TBC saat menunggu untuk menyeberangi sungai di tengah perjalanan.

Rombongan keluarga Patty melakukan perjalanan sulit sejak April 1846. Mereka terjebak dalam rute yang salah, persaingan antar anggota rombongan, hingga kelaparan mengerikan di musim dingin.

Dari sekitar 87 orang rombongan yang melakukan ekspedisi, hanya 48 orang yang selamat dan tiba di California. Rombongan yang melakukan perjalanan nahas ini dikenal dengan Donner Party.

Menuju California dan Rute yang Salah

Keluarga Donner terdiri dari George Donner dan Tamsen Donner. Sementara tetangga mereka dari keluarga Reed yang dipimpin oleh James Reed dan Margaret Reed. Mereka adalah dua keluarga yang paling terkenal dalam kelompok tersebut dan tokoh-tokoh yang memulai dan memimpin perjalanan.

Tujuan mereka berangkat dalam perjalanan panjang dan berbahaya ini adalah membuka harapan di California yang terkenal dengan iklimnya yang hangat.

Mereka juga berharap dapat menemukan tanah subur di California yang dapat dimanfaatkan untuk bertani, termasuk kemungkinan mengekplorasi sumber daya alam yang melimpah, seperti emas dan kayu yang menjanjikan keuntungan ekonomi.

Selain itu, California juga menawarkan kebebasan beragama yang menarik bagi Donner Party. Pada saat itu, Amerika Serikat sedang mengalami periode migrasi besar-besaran yang dipicu oleh pencarian kebebasan beragama.

Singkatnya, California dipandang sebagai tanah harapan.

Namun, perjalanan Donner Party menuju California tidak berjalan mulus. Mereka menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan selama perjalanan, termasuk cuaca buruk, kekurangan makanan, dan konflik internal.

Kelompok ini berencana menempuh perjalanan sejauh 2.500 mil menuju California pada tahun 1846. Namun, rencana awal mereka terlambat karena beberapa alasan, termasuk cuaca buruk dan masalah mekanis pada gerobak.

Akibatnya, keberangkatan terpaksa ditunda. Padahal, waktu yang ideal untuk melakukan perjalanan melintasi Pergunungan Sierra Nevada adalah pada awal bulan Maret atau April.

Mereka akhirnya meninggalkan Springfield, Illinois, pada 14 April 1846 mengikuti rute California Trail yang terdiri dari 15 pria, 8 wanita, dan 16 anak-anak.

“Mereka memiliki sembilan gerbong, bersemangat, dan kami percaya mereka akan dengan aman mencapai rumah yang mereka tunggu dengan selamat,” tulis Sangamo Journal pada edisi 23 April 1846 dengan judul “Ho! For Oregon and California”.

Selama perjalanan, mereka singgah di beberapa lokasi sekaligus menjemput beberapa anggota keluarga lainnya yang hendak bergabung, seperti keluarga Breen, Eddy, Murphy, dan Keseberg.

Donner Party mulai menyeberangi Misouri pada bulan Mei dengan anggota yang kian membengkak mencapai 80 gerobak yang dikendalikan kuda dan lembu. Mereka lalu berkorespondensi lewat surat dengan Lansford Hastings, seorang penjelajah yang menawarkan rute baru yang lebih pendek ke California.

Hastings bahkan membuat buku panduan The Emigrant’s Guide to Oregon and California pada 1845. Padahal, ia sendiri belum pernah benar-benar menempuh rute tersebut secara menyeluruh.

Dalam buku panduan tersebut, Hastings menjanjikan jalan pintas yang dapat menghemat perjalanan sekitar 300 mil melewati Pergunungan Sierra Nevada. Mereka dapat meninggalkan Oregon Trail sebelum Fort Hall dan menuju Great Salt Lake untuk memotong beberapa rute yang lebih pendek.

James Clyman, seseorang yang baru saja kembali dari rute yang dianjurkan Hastings, sempat memperingatkan James Reed bahwa jalan tersebut hampir tidak dapat dilalui dengan berjalan kaki dan tidak mungkin dilakukan dengan gerobak tertutup.

Tetapi Donner Party mengabaikan nasihat Clyman dan memutuskan untuk tetap mengambil Hastings Cutoff. Mereka tidak menyadari bahwa rute ini belum dilalui oleh siapa pun sebelumnya. Apa yang seharusnya menjadi perjalanan yang menantang dan menggembirakan, berubah menjadi mimpi buruk yang tak terlupakan.

Donner Party tidak menyadari risiko mengikuti rute ini. Mereka harus membuka jalan baru, membabat semak belukar, memindahkan gerobak, mengurangi beban, bahkan saat beristirahat di Paiute di penghujung September, mereka kehilangan banyak hewan ternak karena dicuri oleh suku Indian Shoshone.

“Kemudian kami tidak punya masalah lagi sampai kami tiba di Gravelly Ford, di Humboldt, tempat orang-orang India mencuri dua lembu ayah,” kenang William C. Graves, rombongan yang selamat dalam memoarnya Russian River Flag (1877).

Mereka harus melewati gurun pasir yang panas, sungai yang deras, dan pergunungan yang curam. Sekitar bulan Juli, rombongan telah mencapai Fort BridGer di Wyoming, negara bagian tengah AS.

Namun, masalah sebenarnya dimulai ketika mereka memasuki Sierra Nevada pada musim gugur bulan Oktober 1846.

Mereka menghadapi badai salju yang parah dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Rombongan terpaksa berlindung di Truckee Lake (sekarang dikenal sebagai Donner Lake), California. Selama berbulan-bulan, mereka terperangkap tanpa makanan yang cukup.

Keputusan Berat di Tengah Situasi Genting

Badai salju pada Oktober membuat mereka sulit melanjutkan perjalanan karena datang lebih awal dari perkiraan. Beberapa masalah pun muncul, termasuk perbaikan kereta yang lama dan perselisihan antar anggota kelompok.

James Reed berselisih dengan anggotanya yang akan menyembelih hewan ternak karena tidak kuat menahan lapar. Ia lalu menikamnya dan akhirnya Reed diasingkan sebagai hukuman.

Sementara anggota lainnya, seorang pria berusia 70 tahun, ditinggalkan begitu saja karena dianggap sudah sekarat.

Lain itu, Donner Party tidak memprioritaskan penyimpanan makanan. Mereka membawa bekal yang cukup hanya untuk perjalanan, tetapi karena terjebak dalam salju yang tebal, persediaan tersebut akhirnya habis.

Di tengah musim dingin, kondisi kesehatan anggota Donner Party kian memburuk. Banyak yang sakit dan kelelahan akibat perjalanan yang sulit. Beberapa orang terserang kolera dan tifus.

Situasi yang mengerikan ini memaksa mereka mengambil tindakan demi kelangsungan hidup. Beberapa anggota kelompok, dikenal dengan The Forlorn Hope, memutuskan untuk melakukan perjalanan melintasi pergunungan dan mencari bantuan pada pertengahan Desember 1846.

Mereka terdiri dari 15 orang yang menjelajah mengenakan sepatu salju, sementara yang lain berjalan dengan sepatu kulit. Banyak dari kelompok itu yang tidak pernah kembali: terjebak di tengah salju tebal, kelelahan, dan akhirnya meninggal menyisakan tujuh orang yang sampai ke California.

Infografik Mozaik Donner Party

Infografik Mozaik Donner Party. tirto.id/Tino

Saat makanan mulai menipis, Donner Party mulai memakan hewan ternak, kemudian mulai memakan hewan liar. Pada bulan Desember, mereka mulai memakan mayat orang yang telah meninggal.

Kondisi yang keras dan kurangnya persediaan makanan memaksa mereka mengambil tindakan ekstrem. Tindakan mengerikan ini tentu bukan keputusan yang mudah.

Pada bulan Februari, dua kelompok penyelamat tiba. Mereka berhasil menyelamatkan sebagian besar anggota Donner Party, tetapi 36 orang telah meninggal, termasuk 22 anak-anak.

Para peneliti telah membuat penemuan tak terduga di antara barang-barang milik seorang anggota Donner Party, yakni James Reed, yang merupakan pionir perjalanan ke California. Mereka menemukan dokumen militer dengan tulisan tangan Abraham Lincoln di atasnya.

Dokumen tersebut mencantumkan Lincoln dan tentara lain yang bertempur dalam Perang Black Hawk pada tahun 1832, termasuk catatan yang mengungkapkan bahwa Lincoln memiliki seekor kuda senilai $85 dan peralatan senilai $15.

Reed membawa surat-surat itu ketika dia meninggalkan Springfield, Illinois, menuju ke California.

Dalam sebuah wawancara dengan ­National Geographic, Michael Wallis, penulis The Best Land Under Heaven: The Donner Party In The Age Of Manifest Destiny (2017) menyebut bahwa kemungkinan besar Lincoln sudah terdaftar sebagai rombongan Donner Party.

“Tetapi pada saat Donner Party [hendak berangkat], Lincoln baru saja memulai karier politiknya setelah terpilih untuk satu masa jabatan Kongres. Jadi dia tidak pergi,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait BADAI SALJU atau tulisan lainnya dari Ali Zaenal

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ali Zaenal
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi