Menuju konten utama

Badai PHK, Peserta BPJS Ketenagakerjaan Susut 46 Ribu Orang

Total klaim Jaminan Hari Tua (JHT) akibat PHK di sektor garmen, tekstil, dan alas kaki sebanyak 12.500 pekerja dengan nominal Rp385 miliar hingga Mei 2024.

Badai PHK, Peserta BPJS Ketenagakerjaan Susut 46 Ribu Orang
Sejumlah pekerja pabrik berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.

tirto.id - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menuturkan setidaknya 46 ribu peserta BPJS berkurang sepanjang Januari 2023 hingga Mei 2024. Hal ini seiring dengan badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor industri garmen dan tekstil.

Data internal menunjukkan, peserta BPJS Ketenagakerjaan yang bekerja di sektor garmen atau pakaian jadi turun 4.27 persen sejak Januari 2023 sampai Mei 2024. Namun, sempat ada kenaikan saat momen Idulfitri bulan Februari hingga Maret 2024.

Hingga data terbaru pada Mei, tersisa 559.859 pekerja industri pakaian jadi yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

"Kami menyoroti paling tidak beberapa sektor saja, yakni garmen dan pakaian jadi, kita melihat sejak Januari 2023 memang trennya menurun. Kita melihat penurunannya 4,27 persen, jadi 24.996 yang tidak lagi menjadi peserta di industri ini," ungkap Anggoro dalam evaluasi Dewas di DPR RI, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Di sektor industri tekstil, secara keseluruhan peserta menurun 6,17 persen dari Januari 2023 hingga Mei 2024, atau sekitar 21.005 peserta tenaga kerja aktif.

Lebih lanjut, di sektor industri kulit dan alas kaki, pada 2023 turun 6,44 persen. Sedangkan, di awal 2024 peserta naik hingga 3,31 persen, namun kenaikannya tidak signifikan dibandingkan penurunan sebelumnya.

Hingga saat ini, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di sektor industri kulit dan alas kaki mencapai 627.570 pekerja aktif.

"Ini sedikit ada kabar baik di industri alas kaki dan kulit," ungkap Anggoro.

Total klaim Jaminan Hari Tua (JHT) akibat PHK di sektor garmen, tekstil, dan alas kaki tercatat sebanyak 12.500 pekerja dengan nominal mencapai Rp385 miliar hingga Mei 2024.

Pada pencatatan 2023, sektor garmen, tekstil, dan alas kaki, memuat total klaim JHT mencapai 48.911 pekerja dengan nominal Rp830 miliar.

Anggoro menyampaikan perusahaan yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dari sektor garmen, tekstil, dan alas kaki mencapai 6.962 dengan total peserta tembus 1,5 juta, dan sekitar 82 persen perusahaan tersebut berlokasi di Pulau Jawa.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, dari hasil diskusi dengan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Anggoro menyebut sebanyak 31 perusahaan dilaporkan telah tutup dan 21 perusahaan melakukan PHK sebagian.

Hasil komunikasi dengan 57 perusahaan di industri garmen, tekstil, dan alas kaki, menunjukkan 52 persen telah mengalami penurunan pesanan.

Baca juga artikel terkait BPJS KETENAGAKERJAAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi