tirto.id - Buku motivasi Islam berjudul La Tahzan layak jadi rekomendasi bacaan sepanjang Ramadhan.
Karya Aidh al-Qarni asal Saudi Arabia itu cetak perdana dua dekade silam, tepatnya pada 2001.
Al-Qarni merupakan penulis sekaligus aktivis muslim yang lahir 1 Januari 1959. Namanya melambung setelah menulis La Tahzan yang bergenre self improvement untuk semua kalangan.
Dalam keterangan di Goodreads, buku yang mendulang rating 4,13/5 ini diklaim telah terjual lebih dari 1 juta eksemplar, sejak pertama kali terbit.
Di Indonesia, toko Gramedia menyebut La Tahzan sudah terjual ratusan ribu eksemplar.
Dalam edisi Bahasa Indonesia yang pertama cetak pada 2004, buku ini memiliki ketebalan 597 halaman.
Kendati relatif tebal, masyarakat tetap antusias membaca La Tahzan karena isinya menawarkan daya tarik berupa terapi, lewat kisah-kisah relektif yang dielaborasikan pada ayat-ayat Al-Quran.
Sinopsis Buku La Tahzan
Dalam halaman pengantar penulis di buku La Tahzan, Al-Qarni menegaskan sejak awal bahwa buku ini ditujukan untuk siapa saja yang senantiasa merasa hidup dalam bayang-bayang kegelisahan, kesedihan dan kecemasan.
Lewat kisah-kisahnya, pembaca diajak untuk selalu bergembira, optimis, dan tenang, serta menjalani hidup apa adanya dengan penuh ketulusan.
Setidaknya terdapat ratusan kisah yang tertuang dalam daftar isi, salah satu di antaranya adalah "Biarkan Masa Depan Datang Sendiri" (hal 8).
Pada bagian itu, Al-Qarni bertutur pada pembaca agar tidak mencemaskan masa depan.
"Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum terwujud dan tidak memiliki rasa juga warna. Jika demikian, bagaimana kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, serta memikirkan kejadian-kejadian yang bakal ada di dalamnya?"
Menurut Al-Qarni, karena manusia tak pernah tau sampai kapan akan hidup, sebuah kesalahan besar apabila menggunakan waktu untuk memikirkan hal yang belum ada dan terwujud.
Daftar tulisan yang ada di buku La Tahzan serupa dengan buku-buku motivasi kondang, seperti The Magic of Thinking karya David J. Schawart dan How to Stop Worrying and Start Living besutan Dale Carnegie.
Namun, yang membedakan dengan keduanya, menurut Samson Rahman selaku penerjemah buku ini, tak lain pada bagian balutan rohani.
Dua buku yang dicontohkan tadi memang dapat menggugah motivasi, tetapi kering dari sisi rohani.
Menurut Samson, La Tahzan menawarkan keduanya, baik motivasi maupun kebutuhan rohani.
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Dhita Koesno