tirto.id - Tak hanya Indonesia yang mengalami lonjakan kasus akibat merebaknya varian COVID-19 delta atau B1617 yang pertama ditemukan di India. Sejumlah negara di berbagai benua juga mengalami lonjakan kasus, sebagian di antaranya hingga harus melakukan lockdown.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan sejumlah negara bagian di Australia telah memberlakukan lockdown baru-baru ini.
"Sekarang setengah dari populasi Australia lagi lockdown karena ada empat dari enam negara bagian yang lockdown yakni South Australia, New South Wales, Queensland, dan Victoria lockdown parsial," kata Dicky pada reporter Tirto, Rabu (30/6/2021).
"Ini pertama sejak pandemi berlangsung, sejumlah negara bagian di Australia mengalami lockdown," tambahnya.
Reuters melaporkan sejumlah kota di negara bagian yang telah memberlakukan locdown di antaranya Sydney. Pemberlakuan lockdown selama dua pekan sejak 26 Juni 2021 lantaran terjadi menyebaran cepat dari varian delta.
"Kami tidak ingin membebani kecuali kami benar-benar harus melakukannya, sayangnya ini adalah situasi di mana kami harus melakukannya [lockdown]," kata Perdana Menteri negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian kepada Reuters.
Menyusul kemudian pada 29 Juni 2021 kemarin Brisbane ibu kota negara bagian Queensland, dan beberapa daerah sekitar juga memberlakukan lockdown selama tiga hari.
Sekitar 2 juta orang di kota, terbesar ketiga di negara itu, akan diminta untuk tinggal di rumah kecuali untuk pekerjaan penting, perawatan kesehatan, belanja bahan makanan atau olahraga.
Selain itu Afrika Selatan juga telah mengumumkan melakukan lockdown selama dua pekan lantaran terjadi lonjakan kasus setelah meluasnya varian delta. Hal itu disampaikan oleh Presiden Cyril Ramaphosa saat pidato, Minggu (27/6/2021).
"Kita berada dalam cengkeraman gelombang dahsyat (kasus COVID-19) yang dengan semua indikasi tampaknya akan lebih buruk daripada yang mendahuluinya. Puncak gelombang ketiga ini tampaknya akan lebih tinggi dari dua gelombang sebelumnya," kata Ramaphosa seperti dilansir CNN.
Sementara di Bangladesh, BBC melaporkan pemberlakuan lockdown sudah sejak Kamis (24/6/2021) lalu, selama sepekan seluruh warga dilarang meninggalkan rumah kecuali dalam keadaan darurat.
Gelombang virus terbaru di Bangladesh dimulai sekitar enam minggu lalu. Pada 15 Mei ada 261 kasus baru dan 22 kematian dilaporkan. Pada hari Jumat (25/6/2021) lalu ada 5.869 kasus baru dan 108 kematian yang menjadi jumlah kematian harian tertinggi kedua di negara itu selama pandemi.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Restu Diantina Putri