tirto.id - Pemerintah dan Komisi VII DPR RI menyepakati asumsi makro sektor energi untuk tahun 2021. Angka ini nantinya akan dirapatkan lagi bersama Badan Anggaran DPR RI sebelum masuk ke dalam nota keuangan yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2020.
“Mudah-mudahan angka-angka ini dapat menjadi acuan dalam Nota Keuangan Presiden," ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Senin (29/6/2020).
Adapun posisi asumsi makro dari sektor energi yang disepakati saat ini terdiri dari:
- Indonesia Crude Price (ICP): 42 dolar AS per barel - 45 dolar AS per barel;
- Lifting migas: 1,68 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) - 1,72 juta BOEPD;
- Lifting minyak: 690 ribu BOPD - 710 ribu BOPD;
- Lifting gas: 990 ribu BOEPD - 1,01 juta BOEPD;
- Cost recovery: 7,5 miliar dolar AS - 8,5 miliar dolar AS;
- Volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi 15,79 juta - 16,30 juta kilo liter;
- Volume minyak tanah 0,48 juta kilo liter - 0,50 juta kilo liter;
- Volume solar: 15,31 juta kilo liter - 15,80 juta kilo liter;
- Volume LPG: 3 kg 7,5 juta metrik ton - 7,8 juta metrik ton;
- Subsidi minyak solar: Rp500 per liter;
- Subsidi listrik: Rp50,47 triliun - Rp54,55 triliun.
Lifting minyak juga turun tipis lantaran pada tahun 2020 masih ditargetkan 695-725 BOPD. Lalu lifting gas juga turun lantaran pada tahun 2020 ditargetkan 990-1.050 BOEPD.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz