tirto.id - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan 2 subholding yang dibawahi PT Pertamina sebagai Holding Migas harus sudah menjadi perusahaan terbuka dalam 2 tahun.
Keputusan ini diambil Erick usai melakukan perombakan pada struktur holding di dalam PT Pertamina dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).
“Ini target 2 tahun ke depan. Ibu Nicke (Dirut Pertamina) harus bisa go public 1-2 subholding. Ini bagian transparansi akuntabilitas dan jelas KPI-nya,” ucap Erick dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/6/2020).
Subholding merupakan hasil pengelompokan perusahaan-perusahaan yang berada di bawah holding Pertamina. Kelompok itu memiliki kesamaan fungsi dan bisnis.
Saat ini, Erick baru membeberkan dua contoh yang sudah hampir pasti dibentuk. Misalnya subholding hulu dan hilir.
Dengan demikian perusahaan yang akan melakukan IPO tidak dalam bentuk satuan tetapi dilakukan sekaligus dalam 1 subholding.
Soal rencana initial public offering (IPO) ini, Erick menjelaskan hal ini menjadi alasannya menunjuk Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA Iman Rachman mengisi posisi Direktur Pengembangan Investasi.
“Kenapa dari PPA ke Pertamina bahwa kami banyak restrukturasi di Pertamina dan kami harapkan beberapa subholding go public dalam 2 tahun karena di PPA udah ahlinya,” ucap Erick.
Erick juga menerima pertanyaan dari wartawan terkait konsekuensi bagi direktur utama yang menjabat di tiap perusahaan yang di bawah holding Pertamina. Namun, untuk ini ia masih enggan memberi jawaban.
“Itu akan disinergikan. Aku tidak boleh bilang gitu. Akan ada kebijakan-kebijakan. Itu bukan sesuatu yang aneh. PTPN baru lakukan. Ya nanti yang lain harus lakukan. Kita baru bicara BUMN belum anak cucunya,” ucap Erick.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali