Menuju konten utama

Arti Liberalisasi Ekonomi yang Disinggung di Debat Cawapres

Pengertian liberalisasi ekonomi yang dibicarakan saat debat cawapres 2024 dan dampaknya bagi perekonomian negara.

Arti Liberalisasi Ekonomi yang Disinggung di Debat Cawapres
Ilustrasi ekonomi. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah menggelar debat calon wakil presiden (cawapres) 2024 untuk pertama kalinya. Debat perdana cawapres 2024 ini berlangsung pada Jumat (22/12/2023), di Jakarta Convention Center (JCC), mulai pukul 19.00 WIB.

Selama debat berlangsung, para cawapres sempat membahas soal isu liberalisasi ekonomi atau liberalisasi perdagangan. Namun, apa itu yang dimaksud dengan liberalisasi ekonomi dan apa dampaknya bagi negara?

Pertanyaan terkait liberalisasi ekonomi atau liberalisasi perdagangan sesuai dengan topik utama debat. Topik debat perdana cawapres 2024, yaitu ekonomi kerakyatan, ekonomi digital keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Pertanyaan tersebut muncul saat debat segmen 3. Pada segmen ini, para cawapres harus menjawab pertanyaan undian yang disusun oleh para panelis.

Panelis mempertanyakan apa solusi ketiga cawapres atas kondisi liberalisasi ekonomi di Indonesia yang belum optimal dalam mendorong ekspor serta investas.

Cawapres Mahfud MD yang mendapat giliran pertama menjawab bahwa solusinya dengan diplomasi dan memperkuat perjanjian dengan luar negeri. Solusi itu disinggung cawapres Muhaimin Iskandar terlalu normatif.

Muhaimin sendiri menyarankan untuk peningkatan kualitas ekspor dengan penerapan standar kualitas produk. Sementara itu, cawapres Gibran Rakabuming Raka memberikan solusi hilirisasi bahan mentah, khususnya tambah yang terbukti meningkatkan nilai ekspor.

Pengertian Arti Liberalisasi Ekonomi atau Liberalisasi Perdagangan

Liberalisasi ekonomi atau perdagangan merupakan konsep ekonomi yang diterapkan di banyak negara di dunia. Pengertian liberalisasi ekonomi sendiri secara umum adalah kebebasan dalam kegiatan ekonomi.

Menurut Susilo Wardani dalam Prosiding Seminar Nasional 2017 (2017) dalam liberalisasi ekonomi, campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat terbatas.

Kegiatan ekonomi dibuka seluas-luasnya kepada setiap individu, sementara pemerintah menjadi pengawas. Hal ini membuat peluang ekonomi sangat besar karena nyaris tidak terbatas.

Dikutip dari Investopedia, dalam konteks perdagangan, liberalisasi perdagangan adalah penghapusan atau pengurangan hambatan terhadap pertukaran bebas antar negara. Hambatan yang dikurangi bisa berupa tarif pajak, cukai, maupun standar regulasi barang.

Melalui berkurangnya hambatan-hambatan ini, perdagangan antar negara atau ekspor impor bisa berlangsung lebih optimal. Selain itu, liberalisasi pasar juga dinilai dapat meningkatkan investasi yang menguntungkan bagi negara.

Dampak Liberalisasi Ekonomi atau Perdagangan

Liberalisasi ekonomi atau perdagangan memiliki dampak negatif dan positif. Menurut Ratna Christianingrum dalam Jurnal Budget (2022) berikut beberapa dampak liberalisasi ekonomi atau perdagangan bagi negara:

Dampak positif liberalisasi ekonomi:

  • Membuka peluang usaha seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya bagi individu;
  • Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor;
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara;
  • Meningkatnya kualitas produk, karena penyedia produk saling berlomba untuk menjadi pilihan terbaik.

Dampak negatif liberalisasi ekonomi:

  • Meningkatnya tingkat kemiskinan pada negara berkembang;
  • Meningkatkan risiko krisis keuangan suatu negara;
  • Menurunnya standar sosial dan lingkungan;
  • Dicurigai dapat meningkatkan risiko ketimpangan sosial.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya