tirto.id - Islamofobia termasuk bentuk ketakutan yang sangat berlebihan terhadap agama Islam dan penganutnya. Sejak kapan hal ini terjadi? Apa saja contohnya?
Wilayah Inggris sedang dilanda demonstrasi sayap kanan yang anti-imigrasi sejak Sabtu (3/8/2024). Aksi yang berujung kekerasan dipicu masalah disinformasi tentang penikaman tiga gadis muda di Southport.
Tersangka lahir di Inggris dan dikatakan sebagai seorang imigran Muslim radikal. Unjuk rasa lalu diwarnai aksi pelemparan papan kayu, pembakaran benda-benda di dekat hotel, hingga pemecahan jendela gedung.
Lantas, apakah ini termasuk perilaku Islamofobia? Berikut ulasan terkait pengertian, penyebab, dan contoh tindakan Islamofobia.
Arti dan Penyebab Islamofobia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Islamofobia memiliki makna fobia terhadap Islam atau penganut Islam. Sementara fobia mengandung makna ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.
Fobio secara etimologi berasal dari kata "phobos". Dalam bahasa Yunani artinya "takut". Fobio bisa dimaknai ketakutan yang berlebihan kepada suatu objek atau situasi.
Islamofobia dapat diartikan sebagai ketakutan berlebihan terhadap Islam atau muslim. Mereka mempunyai prasangka buruk berupa ancaman dan bahaya terhadap nilai-nilai ruang publik (masyarakat).
K. O. Dauda dalam Islamophobia and Religious Intolerance: Threats to Global Peace and Harmonious Co-Existence (2020) menuliskan beberapa penyebab Islamophobia.
Di antaranya persepsi para orientalis tentang Islam dan pengetahuan yang buruk tentang agama tersebut. Penyebab lain adalah ujaran kebencian oleh tokoh-tokoh masyarakat dan kebangkitan industri Islamofobia. Belum lagi ketakutan akan dominasi dan kecemasan publik atas program imigrasi/imigran.
Selain itu, para ekstremis juga kerap memakai kata "Islam" sebagai dasar aksi. Mereka menggunakan Islam guna membenarkan kegiatan hingga menimbulkan ketidakstabilan, kekacauan, dan merusak kedamaian.
Dampak lain yang ditimbulkan yaitu masyarakat merasa takut hingga muncul anggapan bahwa muslim adalah ancaman.
Sejak Kapan Islamofobia muncul?
Islamofobia sebagai bentuk rasa benci terhadap Islam telah muncul sejak zaman Nabi. Kaum kafir Quraisy sudah memusuhi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Menurut Oxford English Dictionary, istilah Islamofobia pertama kali dipakai dalam bentuk cetak melalui majalah Amerika pada 1991.
Istilah Islamofobia juga pernah digunakan Etienne Dinet dan Slima Ben Ibrahim di Prancis ketika mereka menulis 'acces de delire islamophobia pada 1925.
Tsaqifa Aulya Afifah melalui jurnal berjudul "Membendung Fenomena Islamophobia Dengan Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin" yang diterbitkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menuliskan Islamofobia sudah menyebar sejak zaman kolonialisme.
Pada tahun 1922, istilah ini muncul lewat tulisan L’Orient Vu De L’Occident karya E. Dinet et Sliman Ben Ibrahim. Cerita berlanjut hingga tahun 1927 dengan narasi kebencian terhadap Islam serta puncaknya lewat peristiwa 9/11 tahun 2001 di Amerika Serikat.
Seiring perjalanan waktu, lantas muncul istilah-istilah lain berupa "Muslim radicalization", "anti-Muslim hate crime", "anti-Islamic phenomena", "xenophobia’", dan "religiously based hate crimes".
Apa Contoh Perilaku Islamofobia?
Contoh perilaku Islamofobia mungkin saja bisa ditemuan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang bisa menunjukkan Islamofobia:
- Perencanaan pendirian masjid yang ditolak tanpa alasan yang jelas dan kuat.
- Larangan menggunakan kerudung atau hijab di tempat kerja.
- Tidak ada waktu menunaikan salat Jumat bagi pekerja laki-laki.
- Larangan memperdengarkan azan salat lima waktu.
- Orang Islam tidak diizinkan dan ditampilkan di televisi maupun radio.
- Memandang sinis orang yang memakai niqab atau celana cingkrang.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani