Menuju konten utama

Arti dan Sejarah Titik Koma dalam Kesehatan Mental

Artikel berikut ini akan mengulas tentang arti titik koma dalam kesehatan mental beserta sejarah simbol titik koma.

Arti dan Sejarah Titik Koma dalam Kesehatan Mental
Ilustrasi Kesehatan Mental. foto/Istockphoto

tirto.id - Arti titik koma dalam psikologi kerap disinggung dalam topik kesehatan mental. Sejarahnya juga menarik untuk dibahas karena menyimpan makna mendalam tentang harapan dan rasa peduli bagi mereka yang sedang menghadapi masalah kesehatan mental.

Simbol titik koma atau juga disebut dengan simbol semicolon dalam dunia kesehatan mental melambangkan solidaritas dan kekuatan bagi mereka yang sedang berjuang mengalahkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecanduan, keputusasaan, keinginan untuk mengakhiri hidup, dan lain sebagainya.

Untuk mengingat arti titik koma, memupuk semangat pantang menyerah dalam mengalahkan masalah kesehatan mental, sebagian orang mengabadikannya dalam bentuk tato. Setidaknya terdapat dua macam tato titik koma yang biasa ditemukan, yaitu tato simbol titik koma orisinil dan titik koma kupu-kupu.

Arti Simbol Titik Koma Dalam Psikologi

Arti semicolon merujuk pada kekuatan pantang menyerah yang dimiliki seseorang untuk tidak membiarkan masalah kesehatan mental menang dan mengendalikan dirinya. Secara ringkas makna yang tersirat dalam tanda titik koma mewakili “kalimat yang bisa saja diakhiri oleh penulisnya, tetapi memilih untuk tidak melakukannya.”

Aaron Wolfgang, M.D., dan Omin Kwon, B.A dalam American Journal of Psychiatry Residents' Journal Volume 14, Number 4, menjelaskan dalam istilah yang lebih konkret, simbol titik koma adalah pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya, namun memutuskan untuk terus hidup.

Pada akhirnya, titik koma adalah simbol harapan bahwa orang yang menggunakan simbol tersebut adalah penulis bagi hidupnya sendiri dan mempunyai daya untuk mendikte bagaimana melanjutkan ceritanya. Berkaitan dengan itu, arti titik koma kupu-kupu melambangkan ketangguhan, kebebasan, transformasi, dan harapan.

Sejarah Simbol Titik Koma

Sejarah simbol titik koma dalam kesehatan mental diawali oleh seorang mahasiswa, Amy Bleuel, yang memulai Project Semicolon pada tahun 2013. Project tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadi Amy Bleuel, kehilangan ayahnya karena bunuh diri dan perjuangannya sendiri yang telah berlangsung lama melawan depresi.

Project Semicolon dimulai Amy Bleuel sebagai upaya untuk membantu mendestigmatisasi penyakit mental. Konsep Project Semicolon cukup sederhana, yaitu menggambar atau mentato simbol titik koma di suatu tempat yang terlihat di tubuh untuk mewakili dan berbagai kekuatan pribadi mengatasi pergulatan dalam diri.

Dikutip laman Pemerintah New Jersey, Project Semicolon mengajak siapa pun untuk dapat meningkatkan kesadaran akan pencegahan bunuh diri, depresi, kecanduan, dan membantu menghentikan stigma kesehatan mental. Banyak orang yang memilih untuk menato titik koma di pergelangan tangan, pergelangan kaki, atau di belakang telinga mereka untuk memulai percakapan tentang stigma kesehatan mental.

Tato titik koma yang diperkenalkan Amy Bleuel sejak saat itu mulai banyak dikenal orang, dan semakin dipopulerkan dalam serial Netflix 13 Reasons Why. Pada tahun-tahun sejak kemunculannya, tato titik koma tidak hanya membantu mendestigmatisasipenyakit mental dalam budaya populer, tetapi juga memberikan kejelasan bagi mereka yang memakainya sebagai pernyataan lahiriah dari upaya yang sedang berlangsung untuk mengatasi rasa sakit di dalam diri.

Terlepas dari pengaruh positif yang luas yang telah diciptakan oleh gerakannya, Amy Bleuel menyerah pada perjuangannya pada tanggal 24 Maret 2018, pada usia 31 tahun. Meskipun kisahnya kini berakhir dengan sebuah titik, warisannya tetap hidup, masih diselingi oleh sebuah titik koma.

Kontak Bantuan Psikologi

Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dan pernah terbersit untuk mengakhiri hidup, segera ceritakan kepada orang terdekat dan minta pertolongan profesional seperti psikolog, psikiater, dan klinik kesehatan mental.

Berikut ini adalah beberapa kontak bantuan psikologi yang bisa digunakan ketika Anda menghadapi masalah tekanan mental dan membutuhkan pertolongan.

LISA Suicide Prevention Helpline: 08113855472

Sejiwa: 119

Call Center Halo Kemenkes: 1500-567

LSM Jangan Bunuh Diri: 021-969-692-93

Baca juga artikel terkait KESEHATAN MENTAL atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno