tirto.id - Kementerian BUMN menunjuk Ari Askhara sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) menggantikan Pahala Mansury. Perombakan jajaran direksi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia pada Rabu (12/9/2018) di Kantor Pusat Garuda Indonesia, kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
“Untuk tujuan perombakan bisa ditanyakan ke pemegang saham, tapi memang kondisi saat ini lagi susah karena rupiah terdepresiasi harga minyak yang tidak stabil,” ujar Ari dalam jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada Rabu (12/9/2018).
Pahala menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia sejak 12 April 2017. Selain mengganti pejabat untuk posisi direktur utama, RUPSLB juga menghasilkan sejumlah keputusan.
Keputusan tersebut, yaitu, Fuad Rizal ditunjuk sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Pikri Ilham Kurniansyah sebagai Direktur Niaga, Mohammad Iqbal sebagai Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha, Bambang Adisurya Angkasa sebagai Direktur Operasi, Heri Akhyar sebagai Direktur Human Capital, I Wayan Susena sebagai Direktur Teknik, dan Nicodemus Lampe sebagai Direktur Layanan.
Selain itu, RUPSLB juga menetapkan Agus Santoso sebagai Komisaris Utama/Independen, Ismerda Lebang sebagai Komisaris Independen, Herbert Timbo Siahaan sebagai Komisaris Independen, Muzaffar Ismail sebagai Komisaris, Donny Oskaria sebagai Komisaris, Chairal Tanjung sebagai Komisaris, dan Luky Alfirman sebagai Komisaris.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama, Ari Askhara pernah menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia pada periode Desember 2014-April 2016.
Ari juga pernah menjadi Direktur SDM PT Wijaya Karya (Persero) pada April 2016-Maret 2017, hingga kemudian ditunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno menjadi Direktur Utama PT Pelindo III (Persero).
Pria yang memiliki latar belakang profesional sebagai bankir tersebut meraih gelar S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia kemudian melanjutkan studinya dan meraih gelar S2 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Di sepanjang kariernya sebelum merambah ke sektor BUMN, Ari sempat bergabung dengan Bank Mandiri, ANZ, Deutsche Bank, hingga Standard Chartered Bank.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dipna Videlia Putsanra