tirto.id - Ketua Asosiasi Pilot Garuda (APG), Kapten Bintang Hardiono mengharapkan direksi baru dapat mengelola majemen Garuda lebih baik. Pembahasan direksi baru dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda Indonesia yang dilaksanakan Rabu (12/9/2018).
"Minta kami Garuda dikelola dengan benar. Salah satunya harus mengerti masalah penerbangan," ujar Bintang kepada awak media pada Rabu.
Selain itu, direksi diharapkan dapat berkomunikasi baik dengan seluruh karyawannya, termasuk para pilotnya. Selama ini menurut Bintang, banyak kesalahpahaman yang terjadi antara pilot dan direksi.
"Banyak miss communication, program direksi karyawan enggak tahu dan sebagainya, misalnya aturan penerbangan yang dilanggar, makanya kemarin terjadi [ancaman mogok kerja]," ujar Bintang.
Ia juga mengkritik program efisiensi keuangan yang dilakukan Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury, seperti pemotongan fasilitas pilot, yang menurutnya kebablasan. Menurutnya itu termasuk dalam aturan dunia penerbangan.
"Ujung-ujungnya kan persepsi. Karyawan [pilot] kerjanya dianggap enggak kondusif, akibatnya kinerjanya enggak bagus. Ujung tombaknya pilot, begitu terbang nyetir. Ini yang dikhawatirkan asosiasi [kalau fasilitas pilot ada yang dikurangi]," ujarnya.
Pada semester I/2018 ini, maskapai plat merah diketahui masih mencatat rugi sebesar 116,857 juta dolar AS. Rugi ini mengalami penyusutan sebesar 58,55 persen dari 281,923 juta dolar AS pada semester I/2017 (year on year/yoy)
Bintang menilai, pergantian direksi dapat memberikan pengaruh positif atau negataif, tergantung dari kebijakan Kementerian BUMN untuk menunjukkan penggantinya.
"Keputusan tertinggi pemegang saham dan pemerintah. Kami kemarin cuma me-warning kondisi Garuda seperti ini kalau kami diamkan bisa collaps. Ini yang kami harapkan jangan sampai terjadi (collaps)," ujarnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Dipna Videlia Putsanra