tirto.id - Sebuah foto perempuan yang sedang membentangkan spanduk #2019GantiPresiden ramai diperbincangkan. Sosok perempuan dalam foto dikabarkan adalah pelaku bom bunuh diri di Surabaya, 13 Mei 2018 lalu. Benarkah?
Klaim
Sosok perempuan di dalam foto yang sedang membentangkan spanduk #2019GantiPresiden disebut-sebut bernama Puji Kuswati, istri dari Dita Oepriarto. Pasangan suami-istri tersebut adalah pelaku bom bunuh diri di Surabaya, 13 Mei 2018 lalu.
Fakta
Sebuah foto perempuan sedang memegang spanduk #2019GantiPresiden menyebar sebagai pesan berantai di beberapa grup Whatsapp. Foto yang berjumlah dua itu disertai teks. “Masih ingatkah sekeluarga meledakkan diri bunuh diri di gereja-gereja di kota Surabaya kemarin? Ternyata ibu ini termasuk dalam barisan emak-emak Neno Warisman”.
Sirkulasi pesan tidak berhenti di situ. Resirkulasi pesan malah meluas hingga ke unggahan media sosial, termasuk Facebook. Cerita soal sosok perempuan (ibu) dalam foto turut menjadi bahan artikel dengan judul clickbait. Lengkap dengan judul bombastis dan provokatif.
“Masih ingatkan Anda pelaku bom bunuh diri di Surabaya yang masih satu keluarga? Dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, si ibu dalam foto keluarga itu diketahui pernah membentangkan #2019GantiPresiden," demikian nukilan isi artikel tersebut.
Pesan berantai itu membandingkan kedua foto. Foto bagian atas memperlihatkan potret keluarga Dita Oepriarto. Istri Dita, bernama Puji Kuswati tampak di bagian paling kanan, berkacamata, berkerudung biru muda. Ia bersama suaminya adalah salah satu dari pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018.
Potret keluarga itu beredar luas setelah kepolisian menunjukkan salah satu barang bukti yang didapatkan dalam penggeledahan di rumah terduga pelaku pengeboman itu.
Sementara itu, pada foto kedua, bagian bawah dari pesan, hanya menampilkan sesosok perempuan. Sosoknya juga berkacamata dan berkerudung. Selain itu, si perempuan tampak membentangkan spanduk #2019GantiPresiden. Latar tempat si perempuan berfoto pun menampilkan tulisan #2019GantiPresiden berukuran besar.
Sepintas, sosok dalam foto kedua mirip dengan sosok dalam foto pertama: Puji. Namun, ternyata hal itu tidak benar. Sosok perempuan dalam foto kedua adalah Laily Savitri.
Logika Waktu Foto
Pada 29 April 2018, Laily Savitri mengunggah di Facebook sejumlah foto dan video yang mendokumentasikan kegiatan Car Free Day Surabaya. Laily adalah salah satu warga yang berpartisipasi pada saat itu. Unggahannya dia beri keterangan teks “Dokumentasi sejarah 2019 ganti presiden”.
Foto Laily itulah yang rupanya dicomot dan lantas dipergunakan dalam pesan sirkulatif itu. Sementara itu, foto potret keluarga Dita Oepriarto tentu diambil sebelum 13 Mei 2018. Artinya, foto kedua yang berada di bagian bawah jelas bukanlah foto Puji, si pelaku pengeboman.
Kedua foto dalam pesan berantai adalah berbeda namun seolah-olah berupaya mendokumentasikan orang yang sama.
Konfirmasi
Saat dihubungi Tirto (5/9) melalui telepon, Laily membenarkan bahwa fotonya dipakai dalam pesan berantai itu.
“Iya, foto saya diambil orang”, ujarnya. Laily mengaku bahwa foto saat dirinya membentangkan spanduk #2019GantiPresiden pernah diunggah di Facebook. Saat itu, ia melakukannya dalam sebuah kegiatan di Car Free Day Surabaya di sekitar jalan Darmo, 28 April 2018.
Laily tidak tahu apa motif menggunakan foto dirinya. Seorang kawan tanpa sengaja menemukan sebuah unggahan awal yang memuat foto dirinya. Umumnya sudah tidak dapat diakses lagi. “Ini tidak tahu motifnya kenapa mencopot foto saya,” ucapnya.
Beberapa penerbit artikel yang memberitakan tuduhan ini telah dicoba di kontak satu per satu oleh Laily. Hasilnya: ada yang memperbaiki dan membuat klarifikasi, ada pula yang belum menjawab.
Kesimpulan
Sosok perempuan sedang memegang spanduk #2019GantiPresiden dalam foto yang beredar bukanlah pelaku pengeboman di Surabaya, Mei lalu. Kedua foto dalam pesan berantai ini adalah foto dua orang yang berbeda. Pengecekan foto serta hasil konfirmasi langsung kepada Laily Savitri (sosok dalam foto dengan spanduk) menegaskan hasil ini.
Informasi yang beredar ini masuk dalam kategori disinformasi. Masing-masing foto adalah foto asli dari dua orang yang berbeda, tetapi dinarasikan sebagai dua foto dari orang yang sama. Motif pengunggah tak lain adalah membingkai kegiatan #2019GantiPresiden sebagai hal yang berimpitan dengan aksi terorisme.
========
Tirto mendapat akses aplikasi CrowdTangle yang menunjukkan sebaran sebuah unggahan (konten) di Facebook, termasuk memprediksi potensi viral unggahan tersebut. Akses tersebut merupakan bagian dari realisasi penunjukan Tirto sebagai pihak ketiga dalam proyek periksa fakta Facebook.
Editor: Maulida Sri Handayani