tirto.id - Leptospirosis merupakan penyakit menular yang dibawa oleh beberapa jenis hewan. Dilansir dari laman CDC, leptospirosis disebabkan oleh bakteri bernama Leptospira. Bakteri ini biasa menginfeksi hewan-hewan seperti anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan hewan ternak seperti sapi, kambing, domba serta babi.
Bakteri ini biasanya hinggap di ginjal hewan-hewan tersebut sehingga penyebarannya biasa terjadi melalui urin hewan tersebut. Oleh karena itu, manusia bisa terpapar oleh bakteri ini melalui genangan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin hewan yang membawa bakteri Leptospira.
Gejala Leptospirosis
Pada umumnya, penyakit ini tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu pada hewan. Namun, pada manusia terdapat gejala-gejala umum yang dijumpai ketika terinfeksi oleh penyakit ini, antara lain:
- Demam tinggi
- Pusing dan sakit kepala
- Mual dan muntah
- Menggigil
- Nyeri otot
- Kulit dan mata menguning
- Sakit perut
- Diare
- Ruam di kulit
- Mata merah
Kemudian fase kedua terjadi ketika setelah sembuh dari fase pertama, muncul gejala yang lebih fatal seperti gagal ginjal, meningitis, atau penyakit hati. Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa menyerang organ penting lain seperti otak, paru, jantung, ginjal, hingga saraf.
Benarkah Leptospirosis Lebih Berisiko Terjadi Pada Komorbid
Dilansir dari Antara, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUP Dr. Kariadi Semarang, Dr. dr. Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD, KPTI, MKM, FINASIM, menyatakan bahwa penyakit Leptospira interrogans atau leptospirosis akut lebih rawan menjangkit penderita dengan penyakit bawaan atau komorbid.
Ia mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan kasus leptospirosis hingga meninggal terjadi karena adanya penyakit komorbid seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipertensi, dan ginjal kronis. Selain itu, orang dengan penyakit sirosis hati dan lupus eritematosus sistemik juga lebih berisiko mengalami leptospirosis akut.
Jika tidak diobati segera, potensi kasus kematian dari leptospirosis akan semakin meningkat. Oleh karena itu, Muchlis menyarankan agar pasien-pasien komorbid harus lebih disiplin dalam memeriksa kondisi penyakit komorbidnya tersebut.
Ia juga menambahkan, apabila penyakit leptospirosis menimbulkan gejala-gejala sedang, penyakit ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Namun untuk leptospirosis akut, pasien disarankan untuk mendapatkan penanganan khusus di rumah sakit.
Dilansir dari laman UPK Kemkes, terdapat beberapa cara pencegahan terhadap penyakit leptospirosis, yaitu dengan menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah atau selokan, serta rutin mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari