tirto.id - Life cycle atau siklus hidup animasi merupakan konsep penting yang perlu dipahami dalam bidang animasi. Produk life cycle adalah panduan untuk memahami bagaimana sebuah karya animasi berkembang seiring waktu.
Produk life cycle bisa digamarkan dalam empat rangkaian tahap. Adapun tahap life cycle animasi dimulai dari pengenalan, pertumbuhan, kematangan, hingga penurunan peforma.
Para pembuat animasi memanfaatkan life cycle animasi untuk merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi proyek mereka dengan lebih efektif.
Dengan memahami produk life cycle dan tahapannya, para profesional animasi dapat memastikan setiap produk diproduksi dengan lancar dan menghasilkan karya animasi berkualitas tinggi.
Pengertian Produk Life Cycle dalam Bidang Animasi
Istilah produk life cycle berasal dari bahasa Inggris yang artinya siklus hidup.
Menurut Chinonso K. Udokporo dalam Product Life Cycle (2021) istilah produk life cycle adalah gambaran performa sebuah produk selama melalui fase hidupnya.
Fase hidup sebuah produk yang digambarkan mulai dari tahap pengembangan hingga penurunan peforma.
Dalam bidang animasi, produk life cycle berkaitan dengan peforma sebuah produk animasi dari tahap pengembangan hingga penurunan pangsa pasar.
Artinya, sebuah produk animasi mempunyai 'siklus hidup'. Mereka akan melalui tahap diciptakan, berkembang, dan mengalami penurunan peminat seiring berjalannya waktu.
Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi produk life cycle animasi, yaitu:
- tren dan permintaan pasar;
- perkembangan teknologi;
- stabilitas ekonomi;
- kemunculan kompetitor;
- penurunan keuntungan;
- kemunduran organisasi.
Tahap Life Cycle Animasi
Setiap produk animasi memiliki jangka hidup atau life cycle berbeda-beda. Ada yang bisa bertahan lama di pasaran, namun tidak sedikit yang cepat populer tetapi juga cepat menurun popularitasnya.
Meskipun jangka waktu setiap siklus hidup animasi berbeda-beda, namun tahapannya secara umum sama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setidaknya ada empat tahap produk life cycle animasi yang diakui para ahli.
Keempat tahap itu adalah tahap pengenalan, tahap pertumbuhan, tahap kematangan, dan tahap penurunan dan penolakan.
Menurut Nina Tri Daniati, dkk. dalam Dasar-Dasar Animasi (2023) berikut penjelasan keempat tahap life cycle animasi:
1. Tahap pengenalan (introduction)
Tahap life cycle pengenalan adalah tahap di mana sebuah produk animasi mulai dikenalkan kepada masyarakat. Pada tahap pengenalan, para produsen berusaha agar animasi mulai dikenal dan disukai oleh target pasarnya.
Biasanya, tahap pengenalan produk animasi melibatkan beberapa penawaran, seperti perilisan iklan, poster, cuplikan (trailer), sinopsis, dan sebagainya.
Para produsen akan memanfaatkan berbagai platform digital untuk mengenalkan produk animasinya, seperti Netflix, YouTube, Disney+ Hotstar, dan sebagainya.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Tahap life cycle yang kedua adalah tahap pertumbuhan. Pada tahap ini, produk animasi yang berhasil dikenalkan kepada masyarakat perlahan-lahan mengalami peningkatan peminat.
Tahap ini tidak hanya ditandai dengan peningkatan peminat, tetapi juga peningkatan produksi dan berkembangnya potensi lain seperti tawaran kolaborasi.
3. Tahap kematangan (maturity)
Tahap life cycle selanjutnya adalah tahap kematangan. Masih menurut Daniati, dkk. tahap kematangan ini merupakan tahap yang paling menguntungkan dari seluruh siklus hidup animasi.
Hal ini karena produk animasi sudah dikenal di masyarakat dan terus menerus dikonsumsi. Produk animasi mungkin akan menempati puncak tren pasar.
Kondisi ini juga yang menyebabkan munculnya banyak kompetitor. Kemunculan kompetitor ini adalah hal yang wajar, di mana ketika sebuah produk animasi sukses, maka perusahaan lain akan mencoba hal serupa dan berusaha menghadirkan kualitas yang lebih baik.
4. Tahap penurunan dan penolakan (decline)
Tahap life cycle animasi terakhir adalah tahap penurunan dan penolakan. Pada tahap ini produk animasi berada di titik jenuh dan mulai kehilangan pangsa pasar.
Mereka juga kesulitan bersaing dengan para kompetitor. Jika kondisi ini terjadi, maka produsen animasi perlu membuat inovasi baru sebuah produk animasi.
Editor: Dhita Koesno