tirto.id - Nama Rockefeller Foundation tengah mencuat lantaran dianggap sebagai pihak yang menciptakan virus Corona dan menyebabkan pandemi COVID-19. Bagaimana sejarah Rockefeller Foundation dan apa saja pengaruhnya di dunia?
Rockefeller Foundation disebut oleh Komjen Pol. Dharma Pongrekun dalam tayangan kanal YouTube dr. Richard. Video berdurasi 55.54 menit itu menampilkan Komjen Pol. Dharma yang mengatakan bahwa Rockefeller Foundation telah merencanakan pandemi COVID-19 sejak tahun 2010.
Selama ini, Rockefeller Foundation dikenal sebagai organisasi nirlaba dari Amerika Serikat. Dalam laman resminya, Rockefeller Foundation mengusung misi untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Apa Saja yang Rockefeller Foundation Lakukan Terkait Kesehatan di Dunia?
Pengaruh Rockefeller Foundation di dunia mereka salurkan dengan berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia. Hubungan yayasan dan organisasi kesehatan dunia itu telah berlangsung selama 70 tahun.
Rockefeller Foundation sempat menjadi pionir dalam memberantas penyakit cacing tambang (1909-1914), malaria (1915), dan demam kuning (1920-1950-an). WHO mereplikasi inisiasi Rocekefeller itu dengan meluncurkan kampanye pemberantasan cacar, salah satunya tahun 1966.
Pada 2021, kerja sama Rockefeller Foundation dan WHO kian terjalin secara erat. Mereka berupaya untuk mengatasi misformasi di internet agar masyarakat bisa mengakses informasi kesehatan yang ilmiah.
Di bidang agrikultur, Rockefeller Foundation juga memberi hibah kecil ke Meksiko untuk keperluan penelitian jagung pada 1941. Kedua negara itu juga mengusung misi agar Pemerintah Meksiko terhindari dari inflitrasi komunis.
Pada tahun pertama pandemi COVID-19 pada 2020, Rockefeller Foundation memberi bantuan 20 juta dolar AS untuk komunitas rentan agar bisa bertahan hidup. Mereka juga berinisiasi untuk menyusun perencanaan agar tempat kerja bisa beroperasi lagi di tengah pandemi COVID-19.
Sejarah Rockefeller Foundation
Berdasarkan laman Rockefeller Archive Center, berdirinya Rockefeller Foundation tak lepas dari peran utama John D. Rockefeller. John merupakan arsitek di balik organisasi yang terbentuk pada awal abad 20 ini.
Sebelumnya, John D Rockefeller dikenal sebagai pengusaha minyak setelah mengawali karier sebagai penjaga buku. Ia membangun kilang minyak sendiri pada era 1860-an, kemudian mendirikan Standar Oil Company bersama beberapa rekannya.
Pada 1882, Standard Oil hampir memonopoli semua bisnis minyak di Amerika Serikat. Jelang memasuki abad ke-20, Rockefeller mengalihkan perhatiannya pada kegiatan amal. Konsentrasi Rockefeller dicurahkan sepenuhnya pada kegiatan filantropi tahun 1897.
Bersama dengan putranya, John D. Rockefeller Jr., Rockefeller senior kemudian mendirikan sejumlah lembaga filantropi. Sebut saja Rockefeller Institute for Medical Research (yang kemudian berganti nama menjadi Universitas Rockefeller) pada 1901 di New York.
Selain itu, terdapat pula General Education Board pada 1902. Rockefeller Foundation baru didirikan John D. Rockefeller pada tahun 1913. Yayasan ini tak sekadar memberi bantuan langsung untuk orang yang miskin atau orang sakit.
Rockefeller Foundation mencoba untuk berpegang pada prinsip-prinsip ilmiah dan sistematis guna mengetahui penyebab dari masalah sosial dan penyakit fisik manusia. Ini menjadi terobosan baru untuk yayasan amal kala itu.
Kegiatan amal Rockefeller Foundation berkisar di seputar kesehatan masyarakat, bantuan kesehatan, dan penelitian medis. Hal itu mulai ditunjukkan pada 5 Desember 1913.
Rockefeller Foundation mengucurkan hibah sebesar 10 ribu dolar kepada Palang Merah Amerika. Dana hibah itu digunakan untuk keperluan membeli properti kantor pusat mereka di Washington, D.C., Amerika Serikat.
Pada 1927, Rockefeller Foundation mendirikan Johns Hopkins School of Public Helth, Harvard School of Public Health, dan School of Hygiene di Universitas Toronto.
Untuk meluaskan sekolah kesehatan masyarakat di AS dan 21 negara asing, Rockefeller Foundation menghabiskan 25 juta dolar. Yayasan ini juga membidani Divisi Ilmu Kedokteran pada akhir 1920-an, divisi yang meneliti bidang psikiatri dan mendanai kontrasepsi perempuan.
Selepas Perang Dunia 2, Rockefeller Foundation mengirim sebuah tim ke Jerman Barat untuk meneliti dan berpartisipasi memulihkan kembali negara tersebut. Melalui bidang pendidikan dan penelitian ilmiah, mereka juga menaruh fokus untuk memulihkan demokrasi.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Iswara N Raditya