Menuju konten utama

Apa Itu Rockefeller Foundation, Penyebab Munculnya COVID-19?

Rockefeller Foundation disebut-sebut sebagai penyebab munculnya COVID-19. Berikut penjelasan terkait klaim tersebut dan sepak terjang Rockefeller.

Apa Itu Rockefeller Foundation, Penyebab Munculnya COVID-19?
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Rockefeller Foundation dituding sebagai pihak yang menciptakan virus corona hingga terjadi penyebaran COVID-19 tahun 2020. Apa itu Rockefeller dan bagaimana organisasi ini bergerak?

Nama Rockefeller menjadi trending topic dan diperbincangkan publik. Mereka dinilai sebagai pihak yang menjadi penyebab utama COVID 19.

Kabar tersebut salah satunya dibicarakan dalam sebuah podcast via channel Youtube dr. Richard Lee dengan judul "JENDRAL BINTANG 3 INI BAHAS TENTANG KONSPIRASI !? PETINGGI NEGARA INI TERLIBAT !?", tayang pada Sabtu, 27 Januari 2024.

Bintang tamunya adalah Komjen Dharma Pongrekun. Ia menyebut nama Rockefeller Foundation. Dharma menuding Rockefeller sebagai penyebab COVID 19, mengatur sistem dunia, hingga terjadi konspirasi.

"Rockefeller Foundation. Dia adalah raja minyak sedunia. Dia mempunyai standard oil. Kemudian dia membuat foundation untuk menyembunyikan pajak dari hasil. Makanya foundation yang sekarang ikut kesana konsepnya. CSR juga begitu dari situ," tutur Dharma.

Sepak Terjang Rockefeller Foundation

Rockefeller Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1913 di AS. Mereka mempunyai misi meningkatkan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.

Rockefeller mengklaim sebagai filantropi perintis yang mempromosikan kesejahteraan umat manusia dengan menemukan dan meningkatkan solusi untuk memajukan peluang dan membalikkan krisis iklim.

Yayasan ini disebut menerapkan data, ilmu pengetahuan, dan inovasi untuk meningkatkan kesehatan wanita dan anak-anak, menciptakan sistem pangan yang bergizi dan berkelanjutan, mengakhiri kemiskinan energi bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, dan memungkinkan mobilitas ekonomi.

Sejumlah fokus yang ditangani di antaranya masalah kesehatan, makanan, energi, pemerataan ekonomi, inovasi, hingga keuangan inovatif.

Mereka tidak hanya beroperasi di Amerika Serikat saja. Namun juga di belahan dunia lain, seperti Afrika, Asia, hingga Italia. Selain di New York dan Washington DC, Rockefeller turut membuka kantor di Bellagio Center (Italia), Nairobi (Kenya), dan Bangkok (Thailand).

Pada tahun 2024, Rockefeller Foundation menggelontorkan dana sebesar $475 ribu dalam proyek Missouri Budget Project 2024. Mereka mentargetkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Missouri dengan cara penelitian dan analisis yang obyektif mengenai anggaran negara, pajak, dan isu-isu ekonomi.

Rockefeller juga memberikan dana sebesar $407.550 untuk United Nations Office for Project Service (UNOPS) tahun 2023. Masih di tahun yan sama, organisasi ini menyumbangkan $350 ribu bagi International Finance Facility for Education.

Kofi Annan Foundation termasuk yang pernah menerima uang sebesar $1 juta lebih dalam proyek sistem tata kelola pangan. National University of Singapore bahkan mendapatkan $275 ribu yang digunakan untuk Institute for Environment and Sustainability terkait desain kebijakan di Asia Tenggara.

Mengutip laman Gavi.org, Rockefeller memberikan dana senilai $ 5 juta.Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung implementasi solusi inovatif yang cepat, memanfaatkan mitra baru, menghasilkan wawasan dan membangun strategi untuk mengubah pembelajaran, pelatihan, dan pemantauan kinerja tenaga kesehatan dengan memanfaatkan potensi teknologi digital.

Terkait COVID-19, Rockefeller Foundation turut berkomitmen menyalurkan lebih dari $1 miliar sebagai upaya tanggap darurat selama tiga tahun pertama sejak 2020.

Mereka juga mengklaim telah meluncurkan U.S. Equity-First Vaccination Initiative (EVI) senilai $23 juta. Tujuannya mengurangi kesenjangan rasial dalam tingkat vaksinasi Covid-19 dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat.

Melalui program tersebut, mereka berinisiatif meningkatkan akses vaksinasi dan informasi yang akurat bagi masyarakat yang diidentifikasi sebagai orang kulit hitam, latin, pribumi, dan orang kulit berwarna.

Rockefeller Foundation saat ini dipimpin Rajiv J. Shah sebagai presiden. Ia didampingi Ashvin Dayal (Senior Vice President), Deepali Khanna (Vice President), Eileen O'Connor (Senior Vice President, Strategic Communications and Policy), hingga Elizabeth Yee (Executive Vice President).

Rockefeller Penyebab COVID-19?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2020 pernah menyatakan berita "Rockefeller Foundation Berada di Balik Kemunculan Virus Corona Covid-19" adalah disinformasi.

Sejumlah kabar ketika itu memberitakan pendiri Rockefeller Foundation, David Rockefeller, merupakan pencipta virus corona hingga menjadi penyebab COVID-19.

Rockefeller disebut memiliki mesin pencetak uang dan memberikan pengaruh terhadap dunia farmasi, medis, media, dan lembaga-lembaga seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga Bank Dunia.

Kemenkominfo lalu menyatakan klaim Rockefeller Foundation berada di balik virus Corona penyebab COVID-19 adalah keliru.

Baca juga artikel terkait ROCKEFELLER atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra