tirto.id - Tahun 2025 dibuka dengan sebuah pengumuman yang bikin dunia gaming begitu bergairah. Pada 16 Januari lalu, Nintendo mengumumkan bahwa tahun ini mereka bakal merilis konsol Switch 2. Meskipun masih banyak detail yang dirahasiakan, pengumuman tersebut sudah cukup untuk membubungkan antusiasme para penggemar.
Nintendo Switch 2 tetap mempertahankan konsep hybrid seperti pendahulunya, yang memungkinkan gaming dalam mode handheld maupun docked (dimainkan di layar TV). Lewat Switch 2, Nintendo menjanjikan peningkatan yang signifikan. Konsol ini memiliki layar OLED yang lebih besar dengan resolusi lebih tinggi sehingga mampu memberikan visual yang lebih hidup dan efisiensi baterai yang lebih baik.
Kickstand konsol pun didesain ulang untuk menawarkan stabilitas yang lebih baik untuk mode tabletop. Sedangkan Joy-Con baru dengan magnet yang terpasang diharapkan mengatasi masalah drift (kursor sering bergerak sendiri) yang kerap terjadi pada model sebelumnya.
Selain itu, Switch 2 disebut-sebut bakal penggunaan prosesor Nvidia Tegra yang lebih kuat. Prosesor ini memungkinkan performa lebih baik, frame rate yang lebih mulus, dan dukungan ray tracing.
Dari Permainan Tradisional hingga Video Gim
Kisah Nintendo dimulai pada tahun 1889 di Kyoto, Jepang. Awalnya, perusahaan ini memproduksi kartu hanafuda buatan tangan yang populer dalam permainan tradisional Jepang. Baru pada pertengahan abad ke-20, Nintendo mulai memproduksi mainan sampai akhirnya, memasuki dekade 1980-an, mereka mulai terjun dalam industri video gim.
Peluncuran Nintendo Entertainment System (NES) pada 1985 menjadi tonggak sejarah penting. Dirancang untuk menghidupkan kembali pasar gaming Amerika Utara, NES menjadi fenomena budaya baru. Gim seperti Super Mario Bros., The Legend of Zelda, dan Donkey Kong memperkokoh posisi Nintendo sebagai inovator dalam perangkat keras maupun perangkat lunak.
Konsol berikutnya, Super Nintendo Entertainment System (SNES), melanjutkan kesuksesan ini dengan grafik dan kemampuan suara yang lebih baik, serta library gim yang semakin kaya.
Memasuki tahun 1990-an, persaingan semakin ketat. Sega Genesis dan Sony PlayStation menghadirkan tantangan baru, tetapi Nintendo tetap menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Nintendo 64 memperkenalkan grafik 3D revolusioner dan pengalaman multiplayer yang mengesankan.
Namun, pada awal 2000-an, Nintendo menghadapi kesulitan bersaing dengan popularitas PlayStation 2 yang meroket dan kemunculan Microsoft Xbox. Sementara GameCube, meskipun memiliki basis penggemar yang setia, kurang sukses secara komersial.
Wii, yang dirilis pada 2006, menandai kebangkitan Nintendo. Dengan memperkenalkan kontrol berbasis gerakan, Wii menjadi sensasi global dan terjual lebih dari 100 juta unit. Namun, kesuksesan ini justru dirusak oleh kemunculan Wii U pada 2012. Wii U menjanjikan berbagai upgrade dari Wii generasi sebelumnya tetapi pemasaran yang buruk dan minimnya suplai gim dari pihak ketiga akhirnya mematikan perkembangan konsol ini.
Meski begitu, lima tahun kemudian, lahirlah Nintendo Switch yang memberikan angin ketiga bagi perusahaan. Dengan desain hybrid yang memungkinkan transisi antara mode handheld dan docked, Switch memikat para gamer di seluruh dunia. Judul-judul ikonik seperti Animal Crossing: New Horizons, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, dan Super Smash Bros. Ultimate turut mendorong kesuksesannya.
Dengan lebih dari 146 juta unit terjual hingga akhir 2024, Switch tidak hanya menghidupkan kembali reputasi Nintendo, tetapi juga memberi stabilitas baru bagi perusahaan.
Ikuti Jejak PlayStation?
Keputusan Nintendo mempertahankan nama Switch untuk penerusnya menandai perubahan dalam strategi branding. Sebelumnya, Nintendo selalu memberi nama berbeda bagi setiap generasi konsolnya—dari NES dan SNES hingga GameCube dan Wii. Dengan Switch, Nintendo tampa seperti telah menemukan stabilitas, mirip dengan Sony yang terus menggunakan nama PlayStation selama beberapa dekade.
Switch menjadi andalan dalam gaming modern berkat fleksibilitasnya dan perpustakaan judul eksklusifnya. Tidak seperti para pesaingnya yang lebih fokus ke gim AAA, Nintendo memosisikan diri dalam ceruk yang berfokus pada aksesibilitas, kreativitas, dan gaming untuk keluarga.
Desain hybrid memungkinkan pemain menikmati gim di mana saja, baik di layar TV, mode tabletop, atau sebagai perangkat handheld portabel. Gim eksklusif seperti Mario Kart 8 Deluxe dan Splatoon 3 juga berhasil menarik perhatian gamer kasual dan garis keras. Yang tak kalah penting, harganya yang terjangkau membuat Nintendo Switch relatif lebih mudah diakses oleh khalayak luas.
Namun, perangkat keras Switch memiliki keterbatasan. Chipset Nvidia Tegra X1 yang memotori konsol tersebut kesulitan bersaing dengan kemampuan grafis dan pemrosesan PC kelas atas, PlayStation 5, atau Xbox Series X. Banyak pengembang pihak ketiga harus menurunkan spesifikasi gim mereka agar dapat dimainkan di Switch sehingga sering terjadi kompromi dalam performa dan kualitas visual.
Apa yang Ditawarkan Nintendo Switch 2?
Nintendo Switch 2 dirancang untuk mengatasi berbagai kelemahan pendahulunya. Salah satu peningkatan yang paling dinantikan adalah daya pemrosesan yang lebih tinggi melalui teknologi GPU Nvidia terbaru.
Prosesor ini memungkinkan gaming dengan resolusi lebih tinggi, frame rate lebih mulus, dan dukungan untuk fitur grafis modern seperti ray tracing. Dipadukan dengan layar OLED yang lebih besar dan masa pakai baterai yang lebih baik, Switch 2 bertujuan untuk memberikan pengalaman gaming yang lebih kaya.
Kompatibilitas mundur (backward compatibility) adalah fitur utama lainnya. Kemampuan untuk memainkan sebagian besar gim dari Switch generasi pertama memastikan bahwa pemain lama tidak kehilangan koleksi gim mereka saat melakukan upgrade ke konsol baru.
Bicara soal koleksi gim, beberapa judul populer macam The Legend of Zelda: Breath of the Wild dikabarkan bakal diluncurkan kembali dalam versi yang sudah di-upgrade. Judul seperti Mario Kart 9, Mario Odyssey 2, dan Metroid Prime 4 sebagai gim original Nintendo pun kabarnya sedang dikembangkan.
Sementara itu, para pengembang pihak ketiga diperkirakan akan membawa gim yang jauh lebih "menuntut" secara performa berkat upgrade jeroan yang sudah dijalani oleh Switch 2.
Bagi pemula, Switch 2 adalah titik awal yang ideal. Desain hybrid-nya dijamin bakal terus menarik minat gamer yang menghargai fleksibilitas. Selain itu, berbagai upgrade membuatnya jadi alternatif menarik bagi konsol lain macam PlayStation atau Xbox.
Soal harga pun rasanya tidak perlu dikhawatirkan karena Nintendo biasanya menjual konsolnya dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan demikian, kalau Anda sudah lama penasaran ingin mencoba Switch, tidak ada salahnya untuk langsung memulai dari Switch 2.
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Irfan Teguh Pribadi