tirto.id - Pada masa adaptasi kebiasaan baru, orang tua perlu memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak, baik fisik maupun kesehatan mentalnya.
Oleh karena itu, orang tua dituntut untuk selalu peka terhadap perubahan emosi anak selama berada di rumah pada masa new normal Pandemi COVID-19.
Terdapat ciri khusus untuk mengenali seorang anak yang sehat secara mental. Menurut Psikolog anak dari Ikatan Psikolog Indonesia Annelia Sani Sari, hal tersebut dapat diketahui salah satunya ketika si anak dapat memulai dan mempertahankan relasi pribadi yang menyenangkan.
"Dia bisa menjalin relasi dengan orang-orang dewasa, dan teman-teman seusianya dengan menyenangkan,"ujar Annelia seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, apabila seorang anak memiliki perkembangan psikomotorik sesuai usia seperti, pemahaman moral baik buruk ataupun benar salah, kemampuan belajar dan bermain sesuai usia serta perkembangan kecerdasannya, ini merupakan ciri seorang anak memiliki kesehatan mental.
Demikian pula, ketika anak mampu memanfaatkan dan menikmati waktu luang. Sehingga dia tidak mudah bosan, dan dapat mengatasi kebosanannya.
"Hal terpenting dari kesehatan mental anak adalah, dia mampu belajar dari kegagalan. Jadi kalau dia menghadapi kegagalan ataupun hal yang tidak menguntungkan lainnya, dia dapat bangkit kembali," ujar Annelia.
Kesehatan mental adalah kesehatan keseluruhan dari cara berpikir, mengatur perasaan, dan berperilaku. Masalah gangguan mental pada anak akan menghambat cara berpikir atau berperilaku di rumah maupun di sekolah.
Seperti dilansir dari Mayoclinic,terdapat beberapa tanda bila seorang anak memiliki gangguan kesehatan mental, antara lain
- Kesedihan terus-menerus, biasanya kesedihan tersebut berlangsung hingga dua minggu atau lebih.
- Menghindari interaksi sosial.
- Mulai berpikir untuk menyakiti diri sendiri.
- Berbicara tentang kematian atau bunuh diri.
- Memiliki ledakan amarah yang ekstrem.
- Memiliki perilaku di luar kendali yang berbahaya untuk dirinya, dan orang lain.
- Suasana hati, perilaku, dan kepribadian yang berubah secara drastis.
- Perubahan pola makan.
- Berat badan menurun.
- Sulit tidur.
- Seringkali merasakan sakit kepala, ataupun sakit perut.
- Sulit konsentrasi.
- Nilai akademik yang berubah.
- Menghindari, bahkan tidak masuk sekolah.
Jika seorang anak memiliki gangguan kesehatan mental, maka dapat melakukan beberapa langkah berikut, yakni:
- Pelajarilah penyakitnya.
- Pastikan semua anggota keluarga berkontribusi dalam kesehatan mental anak.
- Mintalah nasehat pada pihak profesional (seperti psikolog) agar dapat mendukung perawatan kesehatan anak.
- Daftarkan diri Anda dalam program pelatihan orangtua, khusunya terkait penyakit kesehatan mental anak.
- Pelajari teknik menejemen stres, agar orang tua dapat lebih tenang dalam menghadapi anak yang memiliki penyakit kesehatan mental.
- Pastikan orang tua memiliki waktu luang untuk bersantai.
- Berikanlah apresiasi terhadap apa pun yang telah dilakukan oleh anak.
- Bangun relasi dengan sekolah anak sehingga, anda memperoleh dukungan yang diperlukan.
Selain itu, anak juga dapat memiliki kemampuan untuk berempati dan peka terhadap emosi yang dirasakan orang lain.
"Adanya tantangan hidup yang beragam, maka kemampuan adaptasi menjadi hal yang krusial. Apalagi saat ini, sudah masuk pada adaptasi kebiasaan baru. Jadi jika anak-anak belum dapat beradaptasi, bagaimana ke depannya," pungkas Annelia.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno