tirto.id - Sambiloto menjadi tanaman obat yang kerap dipilih sebagai sarana penyembuhan penyakit.
Tanaman dengan nama ilmiah Andrographis paniculate ini memiliki senyawa utama yang disebut andrografolid.
Kandungan ini diyakini memiliki banyak fungsi seperti antikanker, antitumor, pelindung liver, antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes dengan menurunkan kadar gula darah, antimalaria, hingga antimikroba.
Di samping andrografolid, senyawa lain yang bisa ditemukan pada sambiloto adalah deoksi andrografolid, flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan dammar.
Dikutip situs Badan Litbang Pertanian Kementan, beberapa penelitian menunjukkan jika sambiloto dapat menjadi alternatif penyembuhan penyakit infeksi saluran pernapasan atas.
Di samping itu, mengonsumsi sambiloto dalam dosis tepat membantu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus.
Sambiloto dikenal memiliki rasa yang sangat pahit. Tidak heran jika tanaman ini lantas dijuluki King of Bitter atau Rajanya Pahit.
Di Indonesia, sambiloto mudah ditemukan tumbuh di hampir seluruh Pulau Jawa, Madura, hingga Bawean yang memiliki ketinggian sekira 700 meter di atas permukaan laut.
Menurut situs POM, secara tradisional, sambiloto dipakai oleh masyarakat sebagai bahan obat.
Berbagai penyakit yang dipercaya dapat diatasi dengan penggunaan tanaman ini adalah radang amandel, borok, penawar racun makanan, tifus, demam, gatal, penawar racun serangga, penawar racun ular, diabetes, tonikum, disentri, penyakit telinga, eksim, radang usus buntu, masuk angina, trakoma, difteri, pembersih darah, ayan, sifilis, gonorrhea, dan ketombe.
Manfaat Sambiloto
Tanaman sambiloto dapat digunakan berbagai bagian tubuhnya untuk diramu menjadi obat tradisional.
Situs WebMDmenuliskan, daun dan batang sambiloto memiliki senyawa yang mampu merangsang sistem kekebalan tubuh.
Di samping itu, berbagai penyakit ini dapat dibantu kesembuhannya menggunakan sambiloto:
1. Flu dan pilek. Mengonsumsi rebusan sambiloto atau dikombinasikan dengan herbal lain dapat membantu memperbaiki keadaan seseorang yang mengalami flu, termasuk batuk dan sakit tenggorokan.
2.Osteoartritis. Sambiloto dapat mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada orang yang mengalami osteoarthritis ringan atau sedang pada lutut.
3. Infeksi tenggorokan dan amandel (tonsillopharyngitis). Mengonsumsi sambiloto setiap hari dapat pula menurunkan demam dan nyeri akibat infeksi yang menyerang tenggorokan mau pun amandel.
4. Penyakit radang usus (kolitis ulserativa). Pemberian ekstrak sambiloto pada penderita kolitis ulserativa setiap hari selama 8 minggu dapat mengurangi gejala yang ada sebaik obat mesalamine.
5. Antikanker. Pengujian in vitro pada zat andrographolide yang ada di sambiloto pada beberapa jenis kanker, diketahui mampu menghambat perkembangan (proliferasi) sel tumor yang mewakili berbagai tipe kanker.
Zat tersebut beraktivitas langsung pada sel kanker, lalu menahan siklus sel. Andrographolide turut meningkatkan produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-.'61) sehingga menaikkan aktivitas sitotoksis lymphocyte terhadap sel kanker, yang secara tidak langsung memiliki fungsi antikanker.
6. Antihipertensi. Pengujian yang dilakukan pada tikus, pemberian ekstrak air sambiloto diketahui dapat menurunkan tekanan darah.
Efek Samping Sambiloto
Sambiloto yang dikonsumsi dengan meminumnya, kemungkinan masih aman hingga dosis 340mg per hari selama 12 bulan.
Kemungkinan juga tetap aman saat dikombinasikan dengan produk yang spesifik mengandung ekstrak sambiloto dan eleuthero untuk penggunaan 4-7 hari.
Hanya saja, bila dosis yang dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping.
Beberapa bentuknya adalah diare, muntah, ruam, sakit kepala, pilek, dan kelelahan. Oleh sebab itu, tetap gunakan sambiloto dalam dosis yang disarankan.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno