Menuju konten utama

Apa Penyebab Hoarding Disorder? Kenali Gejalanya

Apa penyebab hoarding disorder? Kenali gejalanya dan dampak yang ditimbulkan.

Apa Penyebab Hoarding Disorder? Kenali Gejalanya
Hoarding Disorder. foto/IStockphoto

tirto.id - Penyebab hoarding disorder dikarenakan banyak faktor. Salah satunya masalah gangguan mental. Kenali gejalanya, termasuk kesulitan membuang barang yang tidak diperlukan.

Viral di media sosial terkait pemilik kos yang mencoba memeriksa kamar penghuni. Melalui video yang beredar di TikTok, tampak seorang perempuan yang dinarasikan sebagai pemilik kos mendatangi salah satu ruang.

Ia mengetuk kamar itu. Ketika dibukakan pintu oleh penghuni, pemilik kos seketika kaget begitu melihat isinya.

Dirinya langsung mengenakan masker lantaran bau yang dikatakan sangat menyengat. Semakin penasaran, ibu kos meminta penjaga untuk masuk dan memeriksa ke dalam.

Suasana berantakan ditemukan di dalam kamar kos. Barang-barang dan sampah berserakan dimana-mana secara tak beraturan hingga memenuhi ruangan. Pemilik kos akhirnya meminta sang penghuni segera pindah tempat keesokan harinya.

Apa Itu Hoarding Disorder: Penyebab & Gejalanya

Hoarding disorder adalah penyakit ganggunan mental. Penderita senang mengumpulkan atau menimbun barang, terutama yang sebenarnya tidak diperlukan. Gangguan ini bisa dibedakan antara hoarding disorder ringan hingga berat. Apa kebalikan hoarding disorder?

Mengutip laman National Health Service (NHS), hoarding disorder atinya seseorang membeli barang dengan jumlah yang berlebihan.

Mereka kemudian menyimpan dengan cara yang tidak teratur hingga menyebabkan kondisi ruangan tidak terkendali. Barang-barang itu bisa jadi memiliki nilai yang sangat kecil hingga tidak bernilai sama sekali.

Menurut American Psychiatric Association, orang yang mengalami gangguan hoarding disorder akan merasakan sebuah kesulitan untuk menyingkirkan atau berpisah dengan barang-barang itu karena adanya kebutuhan untuk menyimpan.

Ditambahkan, upaya yang dilakukan untuk berpisah dengan barang-barang dapat berdampak pada tekanan cukup besar. Keputusan yang diambil pada akhirnya berupa melakukan penyimpanan.

Ilustrasi kesendirian

Ilustrasi kesendirian. FOTO/iStockphoto

Penyebab hoarding disorder dikarenakan beberapa faktor. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes menyebutkan sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko hoarding disorder seperti di bawah ini:

  • Mengalami gangguan mental (depresi, skizofrenia, dan gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder/OCD).
  • Keluarga yang tidak mengajari cara memilah barang.
  • Keluarga menderita hoarding disorder.
  • Ditinggalkan orang yang dicintai.
  • Mengalami kesulitan ekonomi.
  • Mengalami kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam.
Sementara NHS menuliskan kasus penimbunan ini juga disebabkan karena kondisi tersendiri dan sering dikaitkan dengan pengabaian diri. Pengertian hoarding disorder adalah orang yang mengalami gangguan itu biasanya dikarenakan situasi seperti:

  • Hidup sendiri.
  • Belum menikah.
  • Memiliki masa kecil yang kekurangan, baik karena kurang benda-benda materi atau hubungan yang buruk dengan keluarga.
  • Memiliki riwayat penimbunan dalam keluarga.
  • Dibesarkan di rumah yang berantakan dan tidak pernah belajar memprioritaskan dan menyortir barang.
Alhasil, mereka melakukan sejumlah perilaku seperti menyimpan atau mengumpulkan barang-barang. Kemudian merasa kesulitan untuk mengkategorikan atau mengatur barang-barang. Hal lain ialah mengalami kesulitan dalam membuat keputusan dan sedang berjuang untuk mengelola kegiatan sehari-hari.

Mereka menjadi sangat terikat dengan barang-barang itu dan menolak untuk membiarkan siapa pun menyentuh atau bahkan meminjam, termasuk memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga atau teman.

Berikut termasuk daftar gejala yang ditimbulkan ketika seseorang mengalami hoarding disorder:

  • Sulit membuang barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
  • Cemas saat membuang barang yang tidak diperlukan.
  • Kesulitan mengambil keputusan.
  • Tertekan ketika benda disentuh orang lain.
  • Menyimpan barang sampai mengganggu fungsi ruangan.
  • Melarang orang lain membersihkan ruangan.
  • Menjauh dari keluarga dan teman.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra