tirto.id - Dua bulan terakhir, Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab mulai terbuka kepada publik. Sejumlah orang kini mudah bertemu dengan Rizieq di Mekkah, termasuk orang-orang Indonesia yang tengah ibadah umrah. Salah satunya Fadel Muhammad Al-Haddar, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto pertemuan antara Rizieq dan Fadel Muhammad diunggah oleh Tania Nadira, putri Fadel, lewat akun Instagram pada 5 April 2018. Fadel mengenakan gamis putih berdiri di samping Rizieq, sembari menggenggam tangan, dengan latar belakang rak berisi deretan buku. Mereka didampingi istri dan anak masing- masing.
Sebelum Fadel, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosaide bertemu Rizieq pada 21 Maret 2018. Politikus PDI Perjuangan Erwin Moeslimin Singajuru bahkan bertemu Rizieq pada 22 April 2018. Pertemuan itu menyebar ramai di media sosial karena, salah satunya, PDIP dianggap sebagai kubu yang berseberangan dengan Rizieq dan FPI. Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama diusung PDIP dalam Pilkada Jakarta 2017; ia juga divonis penjara lewat aksi jalanan yang digalang oleh sebuah gerakan yang dikawal oleh Rizieq dan FPI.
Menurut Sugito Atmo Prawiro, pengacara Rizieq, sang Imam Besar FPI itu mulai tenang di Arab Saudi dan sudah membiasakan diri dengan rutinitas. Selain dakwah, Rizieq kini fokus membaca literatur untuk menyelesaikan kandidat doktor pada Program Dakwah dan Manajemen di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), ujar Prawiro.
Rizieq, yang kharismanya masih kuat bagi kalangan Alumni 212, mulai membentuk majelis taklim di Mekkah. Bahkan, klaim Prawiro, ia memiliki agenda setiap hari untuk bersilahturahmi dengan masyarakat Indonesia, ulama, tokoh, dan akademisi dari beberapa negara.
"Waktu ketemu beliau itu siang. Kalau malam, beliau ketemu ulama dan tokoh di sana. Pertemuan dengan publik dari zuhur sampai menjelang magrib. Ia kadang-kadang sering pergi ke Madinah juga untuk umrah," tambah Prawiro kepada saya di musala Thamrin Residence, Sabtu terakhir bulan lalu.
Dengan rutinitas yang mulai terbuka, Rizieq menyewa tempat lebih besar dengan aula yang bisa menampung 100 orang dan lahan parkir yang bisa memuat tiga bus. Tempat itu berdekatan dengan Al Hijjaz Mall, sekitar 15 menit dari Masjidil Haram.
Rizieq juga pernah menerima undangan dari kalangan ulama di Turki dan Maroko untuk bertemu para pejuang Al Quds, Palestina. Kepergian ini ditemani sang istri, Syarifah Fadhlun, dan anak-anaknya, cerita Prawiro.
Pada awal kepergian ke Mekkah, 26 April 2017, menyusul Polri menjeratnya lewat kasus dugaan pornografi, Rizieq masih menutup diri dengan pihak luar. Amien Rais dan putranya, Ahmad Hanafi Rais—keduanya politikus Partai Amanat Nasional—termasuk segelintir orang yang pertama kali bertemu dengan Rizieq di Tanah Suci. Hal ini dibenarkan oleh Prawiro pada 15 Juni 2017.
Upaya Memulangkan Rizieq Setengah Hati?
Akhir Juli 2017, Sugito Atmo Prawiro bersama dua penyidik Polda Metro Jaya dan tim Mabes Polri berangkat ke Arab Saudi. Kepergian mereka untuk memeriksa Rizieq Shihab. Pemeriksaan ini dilakukan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah. Menurut cerita Prawiro, Rizieq cukup tenang menjawab pertanyaan penyidik.
"Seingat saya, proses BAP dari jam sepuluh malam sampai jam empat pagi," kata Prawiro, yang mengaku lupa pertanyaan apa saja yang diajukan penyidik kepada kliennya.
Meski Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya telah menetapkan Rizieq Shihab sebagai tersangka dan daftar pencarian orang (DPO) pada 30 Mei 2017, polisi tetap tak bisa memulangkannya ke Jakarta, betapapun mereka sudah bertemu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pada Agustus 2017 menyampaikan kepada wartawan bahwa pemeriksaan Rizieq saat itu hanya sebagai saksi dan belum ada upaya membawa paksa Rizieq dari Tanah Suci.
Polri dan kepolisian Arab Saudi mempunyai perjanjian kerja sama pada 2017. Namun, kerja sama ini hanya menyangkut kejahatan terorisme dan pendanaan, narkoba, pemalsuan uang, pencurian dan penyelundupan senjata, amunisi, bahan peledak dan perdagangan gelap, serta penyerangan terhadap orang, kehormatan, dan harta benda. Kasus pornografi tak termasuk dalam kejahatan lintas negara.
Menariknya, pada 15 Juni 2017, setelah foto Amien Rais bertemu Rizieq Shihab di Mekkah menyebar di media sosial, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan polisi tidak akan menangkap Rizieq meski lokasinya sudah diketahui.
Aktivitas Firza Husein
Sementara Rizieq menjadi sorotan para politikus, Firza Husein—yang diperlakukan polisi sebagai pihak saksi terkait kasus chat berkonten pornografi itu—minim muncul di publik. Rumah orangtuanya, di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, tampak sepi ketika saya mendatanginya pada Senin pekan lalu. Rumah ini adalah tempat Firza ditangkap penyidik Polda Metro Jaya pada 31 Desember 2016.
"Semenjak kejadian penangkapan, saya enggak pernah lihat Firza. Kalau Fifi Husein, adik Firza, terlihat saat parkir mobil di tanah kosong, sekitar 30 meter dari rumahnya," kata M. Yasin, ketua rukun tetangga setempat.
Pengacara Firza Husein, Azis Yanuar, mengatakan kliennya melakukan aktivitas biasa seperti pengajian dan mengurusi Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana. Namun, jika kegiatannya di luar Jakarta, Firza melapor ke penyidik Polda Metro Jaya. Firza diharuskan wajib lapor seminggu sekali.
"Paling tanya saja, 'Saya mau ke sini, kira-kira ada masalah enggak di sini? Ada merugikan saya enggak jika ke sini dengan masalah hukum yang saya alami? Jadi dia minta pendapat," kata Yanuar.
Sebagai saksi dan terlapor dalam kasus dugaan chat konten pornografi, Firza hanya menunggu respons dari Polda Metro Jaya terkait perkembangan kasus, ujar Yanuar.
Sejak kasus itu, Firza hanya sekali tampak di media massa, yakni ketika mendatangi gedung Balai Kota pada 13 Desember 2017. Mengenakan gamis hitam berkerudung merah marun, ia mendatangi tempat pengaduan warga seorang diri untuk mengurus audiensi antara organisasi kemasyarakatan dan Gubernur baru Jakarta, Anies Bawesdan.
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Fahri Salam