Menuju konten utama

Apa Itu Silent Majority Pemilu 2024 yang Disebut Ridwan Kamil?

Mengenal apa itu silent majority yang diucapkan Ridwan Kamil setelah Pilpres 2024 selesai.

Apa Itu Silent Majority Pemilu 2024 yang Disebut Ridwan Kamil?
Petugas KPPS menghitung perolehan suara Capres dan Cawapres saat perhitungan suara Pilpres pada Pemilu 2024 di TPS 006 Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/2/2024). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Paslon nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam hasil sementara quick count Pilpres 2024. Usai penghitungan suara, Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil, sempat menyinggung soal silent majority di Instagramnya.

Silent majority dipopulerkan oleh Presiden AS Richard Nixon dalam pidatonya di televisi pada tanggal 3 November 1969, yang mengatakan bahwa , “And so tonight — to you, the great silent majority of my fellow Americans — I ask for your support.”

Hal tersebut merujuk pada definisi bahwa sekelompok besar orang yang tidak mengungkapkan pendapatnya di depan umum. Silent majority mengacu pada sebagian besar masyarakat yang tidak terlibat aktif dalam politik dan merasa kepentingannya tidak terwakili.

Kelompok silent majority adalah pemilih yang biasa-biasa saja yang hidupnya tidak begitu dipengaruhi oleh politik atau diskusi publik. Meskipun mereka mungkin memiliki preferensi politik, mereka lebih suka diam-diam dan mungkin tidak menyatakan siapa yang mereka dukung secara terbuka.

Apa Peran silent majority dalam Pilpres?

Silent majority sering dianggap sebagai "king maker" atau penentu kemenangan dalam pemilu. Hal ini karena jumlah mereka yang besar dan kecenderungan mereka untuk memilih secara pragmatis.

Kandidat yang berhasil mendapatkan simpati dari silent majority memiliki peluang untuk menang dalam pemilihan karena mereka menggambarkan suara mayoritas yang tidak terdengar.

Ridwan Kamil menyampaikan pendapatnya tentang silent majority usai hasil quick count Pemilu 2024 keluar. Ia mendefinisikan silent majority menjadi 3 definisi, yaitu

"1. Mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting #politik.

2. Ramai di medsos oleh noisy minority bukan ukuran realita yang sama di lapangan," kata Ridwan Kamil.

"3. Bulian/ejekan di medsos tidak pernah kami jawab, cukup kami jawab dengan kerja-kerja terukur di lapangan," demikian tertulis di Instagram RK.

Hal tersebut menandakan bahwa pendukung senyap atau silent majority menjadi kelompok yang berpengaruh terhadap perolehan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

Kelompok silent majority tertarik pada program kerja yang dapat menyelesaikan masalah nyata dalam kehidupan mereka. Selain itu, mereka cenderung memilih kandidat yang memiliki track record yang baik dan dapat dipercaya untuk memimpin.

Mengutip pendapat pengamat dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMB-LIPI), Wahyudi Akmaliah, mengamati tentang fenomena silent majority Pilpres 2019.

Ia mengatakan bahwa kelompok silent majority adalah pemilih yang menyimak perdebatan seputar kontestasi politik dua paslon di pilpres 2019, namun memilih tidak berkomentar atau menunjukan pilihannya.

Terutama saat menemukan fitnah dan hoaks yang beredar. Wahyudi juga mengatakan bahwa model perlawan silent majority ini tidak lepas dari karakter masyarakat Indonesia yang tidak begitu menyukai konfrontasi terbuka.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Politik
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra