Menuju konten utama

Apa Itu Sidiadryl Diphenhydramine, Manfaat dan Efek Sampingnya?

Selain untuk mengatasi alergi, Diphenhydramine juga dapat diberikan sebagai pengobatan pada penderita insomnia hingga tremor akibat parkinson.

Apa Itu Sidiadryl Diphenhydramine, Manfaat dan Efek Sampingnya?
ilustrasi sidiadryl diphenhydramine. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Obat Sidiadryl Diphenhydramine dikenal sebagai obat injeksi yang berfungsi sebagai antihistamin dan dipakai pada terapi pengobatan alergi parah yang sudah mengancam nyawa (anafilaksis).

Penggunaannya dipilih jika pasien alergi tidak mampu mengonsumsi obat secara oral atau lewat mulut lagi. Biasanya obat ini disertai dengan pemberian Epinephrine.

Merujuk laman Web MD, selain untuk mengatasi alergi, Diphenhydramine juga dapat diberikan sebagai pengobatan pada penderita insomnia, tremor akibat parkinson, influenza dan nausea.

Umumnya, setelah pemberian obat antihistamin maka berbagai gejala yang ada pada alergi seperti kulit merah dan gatal ruam, hidung berair, bersin, mata merah, tenggorokan gatal, mual muntah, pusing akibat mabuk perjalanan akan berkurang bahkan hilang.

Kandungan Sidiadryl Diphenhydramine adalah Diphenhydramine atau Difenhidramin hydrochloride.

Cara Kerja Sidiadryl Diphenhydramine

Penemu Diphenhydramine adalah seorang ahli kimia Amerika bernama George Rieveschl di tahun 1943. Namun untuk penggunaannya dalam dunia medis secara resmi baru dilakukan tahun 1946 usai paten obat dilakukan oleh penemunya.

Sebagai antihistamin, cara kerja Diphenhydramine adalah dengan mencegah histamin dalam tubuh untuk bereaksi berlebihan terhadap sumber alergen. Diphenhydramine akan membalikkan efek histamin di pembuluh darah kapiler.

Untuk gejala tremor atau gemetar yang diperlihatkan pasien Parkinson, Diphenhydramine bekerja dengan memblokir reseptor muscarinic acetylcholine di otak sehingga gejala tremor mereda.

Penggunaan antihistamin injeksi ini menimbulkan efek sedatif, atau merilekskan dan menurunkan kepekaan sehingga penderita insomnia bisa tidur.

Namun, pada ibu hamil, obat ini dapat masuk ke ASI sehingga tidak disarankan menggunakannya demi kesehatan bayi. FDA memasukkan obat ini dalam kategori B atau termasuk golongan obat keras dan hanya bisa diperoleh dengan resep dari dokter.

Sedangkan untuk penyakit influenza, pilek, mata merah dan berair, cara kerja obat ini adalah dengan menghambat zat yang diproduksi tubuh yaitu asetilkolin sehingga berefek pengeringan produksi cairan/lendir/ingus.

Cara Pemakaian Sidiadryl Diphenhydramine

Obat antihistamin berbentuk cairan injeksi ini digunakan dengan disuntikkan pada pembuluh darah atau jauh ke dalam otot. Hindari pemberian ke bawah jaringan kulit karena dapat merusak jaringan sekitarnya (nekrosis).

Jika terdapat perubahan warna cairan injeksi atau adanya partikel, hindari menggunakan obat tersebut. Pelajari cara menyimpan obat sesuai dengan instruksi untuk menjaga kualitas.

Dosis yang disarankan adalah 10-50 mg per hari atau jika diperlukan hingga 100 mg. Maksimum dosis adalah 400 mg untuk dewasa.

Efek Samping Sidiadryl Diphenhydramine

Dilansir dari laman Farmasi-id, terdapat beberapa efek samping dari penggunaan obat ini, di antaranya,

1. Gejala yang tampak jika terjadi overdosis pemakaian Sidiadryl Diphenhydramine adalah mulut akan kering, wajah tampak memerah, pupil mata tampak melebar, depresi sistem saraf pusat serta masalah sistem pencernaan. Anak-anak yang mengalami overdosis akan memperlihatkan gejala kejang serta berhalusinasi.

2. Obat ini memiliki kontraindikasi atau tak disarankan diberikan kepada ibu menyusui, bayi baru lahir, orang dengan hipersensitivitas antihistamin.

3. Pada penderita epilepsi, glaukoma, asma bronkial, hipertrofi prostat simtomatik, retensi urin, dan adanya gangguan fungsi hati harus berhati-hati dalam penggunaannya, dan harus dengan pengawasan dokter.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari