Menuju konten utama

Apa Itu Sertifikat Deposito? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Apa itu sertifikat deposito? Simak penjelasan lengkap berikut mulai dari cara kerja investasi hingga kelebihan dan kekurangan sertifikat deposito.

Apa Itu Sertifikat Deposito? Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Ilustrasi sertifikat deposito. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sertifikat deposito merupakan produk investasi berupa surat berharga yang mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan instrumen lain. Di antara kelebihan sertifikat deposito ialah bisa dipindahtangankan dan diperjualbelikan.

Selain dapat dipindahtangankan untuk jual-beli dan jaminan pinjaman, sertifikat deposito juga memberikan kepastian nilai keuntungan investasi. Sebab, bunga sertifikat deposito sudah ditetapkan sejak awal dan bersifat tetap selama periode investasi.

Ingin tahu lebih banyak tentang sertifikat deposito? Simak penjelasan lengkap mengenai apa itu sertifikat deposito, cara kerjanya, hingga kelebihan dan kekurangannya.

Apa yang Dimaksud Dengan Sertifikat Deposito?

Sertifikat deposito adalah simpanan dana deposito yang dokumen bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Di instrumen investasi ini, keuntungan tidak hanya datang dari bunga tapi juga transaksi pemindahan kepemilikan atas sertifikat deposito.

Pada dasarnya, sertifikat deposito berupa bukti bahwa nasabah menyimpan dana dalam jangka waktu tertentu dengan tingkat bunga sudah ditentukan dahulu. Misalnya, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 24 bulan, dan seterusnya.

Dengan berinvestasi menggunakan sertifikat deposito, nasabah harus setuju simpanan uangnya itu hanya dapat diambil pada jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya.

Selama jangka waktu yang ditentukan, dana nasabah tidak bisa ditarik dengan imbalan bunga yang sudah pasti nilainya.

Lantas, siapa yang yang mengeluarkan sertifikat deposito? Produk deposito dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat ini dikeluarkan oleh bank.

Cara Kerja Sertifikat Deposito dan Contohnya

Cara kerja sertifikat deposito tidak jauh berbeda dengan tabungan deposito biasa. Hanya saja, sertifikat deposito tidak mencantumkan nama pemilik maupun badan hukum yang memilikinya. Karena itu, ia mudah dipindahtangankan.

Selain itu, nilai bunga yang diterima nasabah dalam jangka waktu penyimpanan deposito sudah ditentukan sejak awal. Dengan begitu, keuntungan bersifat pasti. Bank tempat menyimpan deposito akan membayarkan bunga pada saat jatuh tempo, baik secara tunai maupun non tunai.

Kemudian, ketika sertifikat deposito mencapai tanggal akhir, nasabah akan mendapatkan dana awal yang diinvestasikan ditambah bunga yang diperoleh.

Namun, jika nasabah menarik sertifikat deposito sebelum tanggal jatuh tempo, bakal ada denda penalti. Nasabah juga berpotensi kehilangan sebagian keuntungan bunga deposito.

Apabila di tengah jangka waktu investasi nasabah memerlukan dana darurat, ia mungkin bisa menjual sertifikat depositonya atau menjadikannya jaminan pinjaman.

Contoh investasi sertifikat deposito bisa dicermati dalam ilustrasi berikut:

Joko mendepositokan uang sejumlah Rp100 juta selama 12 bulan. Bank lalu menetapkan suku bunga sebesar 4% dengan pajak 10%. Joko kemudian mendapatkan surat sertifikat deposito sebagai tanda kepemilikan investasi yang bisa dipindahtangankan.

Pada saat jatuh tempo, Joko bisa langsung menarik investasi sebesar Rp103,6 juta. Hal ini karena selama 12 bulan Joko mendapatkan bunga Rp4 juta. Namun karena ada pajak 10%, Joko hanya akan mendapat bunga Rp3,6 juta.

Contoh sertifikat deposito bisa dilihat melalui link ini.

Kelebihan dan Kekurangan Sertifikat Deposito

Sebelum benar-benar yakin berinvestasi di sertifikat deposito, sebaiknya Anda perlu tahu kelebihan dan kekurangannya, yakni sebagai berikut:

1. Kelebihan sertifikat deposito

  • Mudah dipindahtangankan karena tidak memuat nama pemilik dan status kepemilikan.
  • Mudah diperjualbelikan tanpa harus mengurus dokumen-dokumen ke bank.
  • Bisa dijadikan jaminan pinjaman atau dijual saat butuh dana mendesak.
  • Suku bunga kompetitif.

2. Kekurangan sertifikat deposito

  • Ada risiko kehilangan atau pencurian sertifikat. Jika sertifikat tanpa nama itu jatuh ke orang yang tidak bertanggung jawab, atau hilang dan dicuri, surat berharga ini dengan mudah dicairkan.
  • Ada risiko keuntungan tidak sepadan dengan tingkat inflasi karena bunga sudah dipatok sejak awal penyetoran dana. Saat tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat bunga deposito, nilai riil investasi bisa menurun.
  • Karena tidak ada status kepemilikan di sertifikat deposito, transfer atau transaksi dalam instrumen investasi ini menjadi sangat sederhana.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Addi M Idhom