Menuju konten utama

Apa Itu Psikopat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Bedanya dengan Sosiopat

Psikopat menggambarkan seseorang yang tidak berperasaan, tidak emosional, dan rusak secara moral.

Apa Itu Psikopat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Bedanya dengan Sosiopat
Ilustrasi Psikopat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Psikopat seringkali digunakan untuk meanggambarkan seseorang yang memiliki penyakit mental.

Psikopat menggambarkan seseorang yang tidak berperasaan, tidak emosional, dan rusak secara moral. Akan tetapi, psikopat bukanlah diagnosis kesehatan mental yang resmi.

Healthline mendefinisikan psikopat dalam ilmu psikiatri adalah gangguan kepribadian antisosial atau Antisocial Personality Disorder (ASPD) di mana seseorang menunjukkan pola manipulasi dan pelanggaran kepada orang lain.

Sementara itu, berdasarkan laman Very Well Mind, istilah psikopat mulanya digunakan untuk menggambarkan individu yang penipu, manipulatif, dan tidak peduli.

Seseorang dengan ciri-ciri yang disebutkan sebelumnya juga seringkali disebut sebagai sosiopat karena sikap-sikap tersebut merugikan masyarakat secara keseluruhan.

Psikopat cenderung lebih baik dalam merencakan kejahatan daripada sosiopat karena mereka tidak mengenal rasa takut, tidak memiliki empati, serta tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Sedangkan sosiopat cenderung masih memiliki semuanya, hanya saja mereka seringkali mengabaikan hal-hal itu.

Banyak yang mengatakan bahwa psikopat merupakan bentuk yang lebih parah dari sosiopat. Akan tetapi hal itu tidak sepenuhnya benar.

Baik psikopat dan sosiopat adalah istilah atau cara lain untuk menggambarkan ASPD. Perilaku yang terlihat pada keduanya termasuk dalam gejala pada kategori ASPD.

Dr. Prakash Masand, seorang psikiater dan pendiri Centers of Psychiatric Excellence, menyebutkan bahwa kebanyakan orang menganggap ASPD adalah kondisi seseorang yang pendiam dan penyendiri.

Akan tetapi, ASPD sebenarnya adalah seseorang yang bertentangan dengan masyarakat, aturan, dan perilaku umum lainnya.

Tanda-tanda seorang psikopat dapat muncul dari masa kanak-kanak dan tumbuh memburuk dari masa ke masa.

Gangguan tersebut seringkali berasal dari masalah yang berkaitan dengan keluarga. Perampasan emosional, penolakan orang tua, dan kurangnya kasih sayang dianggap meningkatkan risiko seorang anak menjadi psikopat.

Terdapat beberapa tanda-tanda yang merujuk pada ASPD menurut Masand, yakni sebagai berikut:

  • Perilaku yang tidak bertanggungjawab secara sosial
  • Mengabaikan atau melanggar hak orang lain
  • Ketidakmampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah
  • Kesulitan menunjukkan penyesalan atau empati
  • Cenderung sering berbohong
  • Memanipulasi dan menyakiti orang lain
  • Berulang-ulang bermasalah dengan hukum
  • Mengabaikan keselamatan dan tanggung jawab terhadap orang lain.
Laman Unikom juga menjelaskan perilaku lain yang juga merujuk pada ASPD adalah kecenderungan untuk mengambil risiko, berperilaku sembrono, sering berbohong, tidak memiliki empati, tidak mudah tertarik pada sesuatu, agresif, bahkan terkadang menjadi sangat marah.

Selain itu, orang dengan ASPD tidak peduli jika mereka telah menyakiti orang lain, impulsif dan kasar, dan tidak memiliki penyesalan. Dalam kasus ini kasar tidak selalu berarti kekerasan.

Selain berbagai perilaku di atas, Masand juga mengatakan ciri-ciri lainnya terkait dengan ASPD berikut ini:

  • Lebih banyak pria daripada wanita yang memiliki diagnosis ini.
  • Seseorang harus berusia 18 tahun untuk menerima diagnosis ini. Tetapi beberapa orang akan menunjukkan tanda-tanda gangguan perilaku, yang mungkin merupakan indikator awal ASPD, sejak usia 11 tahun.
  • Keadaan ini adalah kondisi kronis yang tampaknya membaik seiring bertambahnya usia.
  • Tingkat kematian lebih tinggi karena perilaku mereka.
Seperti proses diagnostik, merawat seseorang dengan ciri psikopat yang termasuk dalam diagnosis ASPD bisa jadi sulit.

Kata psikopat sering disalahgunakan oleh masyarakat umum.

Itulah mengapa penting untuk menghilangkan kebingungan istilah dan menjelaskan diagnosis yang benar saat seseorang mengalami rangkaian perilaku tertentu. Karena ini bukan diagnosis resmi, psikopati termasuk dalam diagnosis ASPD.

Baca juga artikel terkait PSIKOPAT atau tulisan lainnya dari Nirmala Eka Maharani

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nirmala Eka Maharani
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Dhita Koesno