Menuju konten utama

Mengenal Ciri-Ciri atau Tanda Psikopat Sejak Dini

Psikopat bukan hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga pada usia muda. Bagaimana ciri-cirinya?

Mengenal Ciri-Ciri atau Tanda Psikopat Sejak Dini
Ilustrasi Psikopat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Psikopat adalah salah satu jenis gangguan mental yang cukup menakutkan di mata masyarakat. Bagaimana tidak, seorang psikopat bisa saja dengan tega membunuh seseorang tanpa ada penyesalan.

Umumnya, orang-orang mengetahui bahwa psikopat hanya bisa dialami oleh orang dewasa, namun ternyata psikopat juga bisa dideteksi sejak dini atau pada anak-anak.

Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, buku panduan resmi para dokter dan psikolog untuk diagnosis psikologis yang dirilis oleh American Psychiatric Association (APA), dijelaskan psikopat adalah tipe gangguan mental jenis Antisocial Personality Disorders (ASPD) dan ditempatkan dalam kategori spesifik: amat manipulatif.

Menurut laman Psycologytoday.com definisi psikopat mengacu pada model dua faktor Robert D. Hare, yang membedakan antara 2 faktor.

Faktor pertama yaitu tidak mudah terpengaruh, kurang memiliki ketertarikan, manipulativeness, dan kurangnya empati.

Sementara faktor kedua yaitu ketidakmampuan menunjukkan penyesalan dan perilaku yang terkait dengan gaya hidup impulsif dan kriminalitas yang menyimpang secara sosial. Kedua hal ini dapat menjadi jelas di masa kanak-kanak.

Sebuah studi pada 2016 yang dilakukan oleh para peneliti di University of Michigan menunjukkan tanda-tanda awal psikopati dapat terlihat pada anak-anak semuda 2 tahun. Bahkan pada usia ini, mereka menunjukkan perbedaan empati dan hati nurani.

Studi ini meminta pengasuh utama, orang tua lain, dan penyedia guru atau tempat penitipan anak, untuk menilai anak-anak antara usia 2 dan 4 tahun pada indikator berikut:

- Anak tampaknya tidak bersalah setelah melakukan kesalahan.

- Hukuman tidak mengubah perilaku anak.

- Anak egois / tidak akan berbagi.

- Anak berbohong.

- Anak licik dan mencoba menyiasati.

Kemudian, di usia 9 tahun peneliti kembali melakukan penelitian dengan anak-anak tersebut.

Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang bermasalah saat balita atau prasekolah cenderung menunjukkan masalah perilaku yang terkait dengan psikopat.

Seorang psikopat anak menunjukkan sifat yang sama dengan psikopat dewasa. Tanda-tanda itu di antaranya pengabaian terhadap perasaan orang lain dan sama sekali tidak ada penyesalan.

Tidak ada tes tunggal yang menunjukkan seorang anak mungkin seorang psikopat, tetapi psikolog memang memiliki beberapa penilaian yang tersedia untuk membantu menilai dan mengukur gejala-gejala anak.

Salah satu penilaian yang paling umum digunakan adalah Youth Psychopathic Traits Inventory (YPI).

Dilansir dari laman Veryewellfamily, ini adalah instrumen laporan diri, yang berarti bahwa remaja diberikan tes dan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri, yang bertujuan untuk mengukur sifat-sifat kepribadian daripada perilaku, sebagaimana dilansir dari

Tes YPI menilai untuk gejala-gejala berikut:

- Sering tidak jujur

- Bohong

- Berperasangka tinggi

- Manipulasi

- Tanpa belas kasihan

- Impulsif

- Tidak emosional

- Mencari sensasi

- Tidak bertanggung jawab

Selain itu, remaja dengan sifat berperasaan tinggi dan tidak emosional cenderung bergabung dengan teman sebaya yang antisosial dan nakal untuk melakukan kejahatan dalam kelompok.

Namun, penting untuk dicatat bahwa anak-anak yang memiliki peringkat tinggi dalam psikopati cenderung tidak dipaksa untuk melanggar hukum.

Alih-alih, mereka lebih cenderung menjadi biang keladi yang memengaruhi anggota kelompok lain untuk terlibat dalam perilaku antisosial.

Baca juga artikel terkait PSIKOPAT atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Yandri Daniel Damaledo