Menuju konten utama

Apa Itu Overthinking: Tanda-Tanda, Cara Tes, dan Tips Mengatasinya

Overthinking adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan

Apa Itu Overthinking: Tanda-Tanda, Cara Tes, dan Tips Mengatasinya
Agar mampu melakukan konsentrasi dan fokus, otak membutuhkan 2 unsur kimiawi: Noradrenalin dan serotonin. Untuk menghasilkan kedua unsur ini, otak membutuhkan tidur. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Overthinking menjadi persoalan serius saat ini karena banyak orang mengalaminya. Memikirkan segala hal dan menganalisa di dalam benak mereka sehingga menghambat kegiatan positif yang seharusnya dilakukan, menjadi imbas buruk dari kebiasaan tersebut.

Seseorang yang mengalami overthinking bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menganalisis apa yang dikatakan orang kepadanya, selalu mempertanyakan apakah itu adalah maksud negatif orang untuk dirinya, dan hal semacam itu.

Pengertian overthinking

Laman psychologytoday.com melansir, overthinking adalah karakteristik yang identik dengan kekhawatiran, perenungan, dan pemikiran obsesif. Jika dibiarkan berlarut-larut maka akan memberi efek negatif terhadap kesehatan emosional, kebahagiaan, dan kesejahteraan diri sendiri.

Sementara laman ugm.ac.id menulis pendapat Wirdatul Anisa Psikolog pada Kuliah Online CPMH UGM mengenai overthinking seperti berikut:

“Overthinking adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan serta overthinking dapat berupa ruminasi dan khawatir,” kata Wirdatul, Jumat (18/6).

Arti dari ruminasi adalah kecenderungan untuk terus memikirkan hal yang telah berlalu. Mereka juga akan selalu merasa bahwa jika dirinya melakukan hal berbeda kemarin, maka hari ini dirinya akan mendapat hasil lebih baik. Overthinking membuat orang selalu khawatir dan memikirkan prediksi negatif.

Senada dengan penjelasan di atas, Anggi Mayangsari pendiri Tanya Psikologi menjabarkan overthinking sebagai situasi saat orang berpikir secara berlebihan dan terlalu menganalisis apa yang ada di pikirannya itu, laman ketik.unpad.ac.id melansir.

Tanda-tanda Overthinking

Berikut ini adalah tes yang digunakan The Anxious Thoughts Workbook 2 untuk meneliti seberapa overthinking seseorang. Jawablah pertanyaan di bawah dengan “Ya” atau “Tidak”:

1. Apakah Anda menyadari apa yang sedang dipikirkan pada saat tertentu?

2. Apakah Anda kerap mempertanyakan mengapa memiliki pikiran tertentu?

3. Apakah Anda sering mencari makna yang mendalam dari pikiran Anda?

4. Saat kesal, Anda sering fokus pada pikiran Anda?

5. Apakah Anda memiliki kebutuhan kuat untuk tahu dan paham cara kerja pikiran Anda?

6. Apakah Anda berjuang untuk mengendalikan pikiran Anda?

7. Apakah Anda merasa penting untuk memiliki kontrol atas pikiran sendiri?

Apabila mayoritas jawaban dari pertanyaan di atas adalah “Ya” maka Anda memang cenderung overthinking. Bahaya dari pemikiran yang berlebihan adalah terjebak dalam keragu-raguan, penghindaran dan penundaan.

Memang tidak salah untuk memikirkan tentang masalah kesehatan, karir, hubungan dengan orang lain, juga identitas kepribadian dan masalah sejenisnya. Namun pikirkan dengan refleksi bijaksana dan tak terlalu menghabiskan banyak waktu.

Semua orang memang memiliki kekhawatiran dan pikiran negatif yang mengganggu namun Anda bisa sedikit mengabaikannya. Jika tidak diabaikan, maka pikiran tersebut akan menyebabkan tekanan psikis yang signifikan.

Selain itu, efek negatif dari overthinking adalah kehilangan fokus pada lingkungan sekitar, misalnya saat sedang sibuk dengan pikiran sendiri, tiba-tiba saja kepala terantuk dinding. Dampak lain adalah sering merasa kelelahan dan energi terkuras padahal tidak melakukan apa-apa. Jangan lupa bahwa berpikir juga menguras energi.

Kemudian dampak negatifnya adalah muncul emosi negatif misalnya sedih, kecewa, bersalah, putus asa, tidak rasional, dan marah berlebihan.

Cara menghilangkan overthinking

Menghilangkan kebiasaan overthinking memerlukan tekad yang kuat dalam diri, Nurul Kusuma Hidayati Psikolog dan peneliti Central Public Mental Health UGM menjelaskan.

Pertama bisa dimulai dengan relaksasi saat bangun tidur pagi dan sebelum tidur malam. Kemudian menarik napas selama 3 detik dan tahan 4 detik, selanjutnya keluarkan lewat mulut selama 7 detik, laman ketik.unpad.ac.id melansir.

Selanjutnya tulis atau rekam apa yang sedang menjadi pemikiran mendalam saat itu. Biarkan selama beberapa menit tulisan tersebut, lalu baca dan evaluasi lagi. Umumnya orang bisa sadar bahwa apa yang mereka pikirkan secara mendalam itu sebenarnya bukan hal penting.

Biasakan untuk mulai memikirkan hal yang positif, kurangi kekhawatiran, dan pandang persoalan secara rasional bahwa semua hal memiliki dua sisi yakni positif dan negatif. Jangan berfokus pada negatifnya saja.

Baca juga artikel terkait KEMAMPUAN BERPIKIR atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani