Menuju konten utama

Apa Itu Ketimpangan Sosial dan Contohnya dalam Kajian Sosiologi

Ketimpangan sosial adalah keadaan yang terjadi saat ada kesenjangan di tengah masyarakat dalam mengakses sumber daya.

Apa Itu Ketimpangan Sosial dan Contohnya dalam Kajian Sosiologi
(Ilustrasi kemiskinan) Deretan permukiman penduduk semi permanen dengan latar belakang gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (5/10/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

tirto.id - Ketimpangan sosial menjadi salah satu tema kajian dalam ilmu sosiologi, studi yang mempelajari kehidupan sosial masyarakat. Kajian tema ini di sosiologi berfokus pada distribusi sumber daya dan beban di masyarakat.

Dalam sosiologi, definisi ketimpangan sosial adalah keadaan yang terjadi saat ada kesenjangan atau ketidakseimbangan akses masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Sumber daya tersebut bisa terkait dengan kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan, hingga pangan. Ketimpangan sosial dapat terkait pula dengan hal-hal lain di bidang ekonomi, politik, dan budaya.

Ketimpangan sosial bisa berujung pada adanya perbedaan di tengah masyarakat berupa kondisi ketidaksetaraan. Mengutip laman Science Daily, perbedaan ini bisa memicu kerugian salah satu kelompok sosial tertentu di masyarakat. Kerugian itu dapat berupa kriminalitas, pengangguran dan marginalisasi, serta lain sebagainya.

Salah satu contoh pendekatan dalam sosiologi untuk mengkaji ketimpangan sosial adalah studi tentang distribusi kesejahteraan. Misalnya, apakah pendapatan ekonomi terdistribusikan secara merata di seluruh komunitas atau ada perbedaan tajam antara yang berpenghasilan tinggi dan rendah, demikian dikutip dari publikasi University of Oslo.

Contoh lainnya adalah kajian yang berfokus meneliti bagaimana peluang orang-orang dengan latar belakang berbeda dalam mengakses sumber daya ekonomi, sosial, dan politik.

Sedangan dalam publikasi BPMK Kemdikbud, dijelaskan bahwa sejumlah contoh ketimpangan sosial di tengah masyarakat adalah sebagai berikut:

  • Orang yang berpendidikan tinggi/formal lebih mudah mendapat akses pekerjaan dibandingkan orang yang tidak berpendidikan formal.
  • Peradilan lebih memihak orang dari kelas atas dibandingkan kelas bawah dalam menjatuhkan hukuman.
  • Kurangnya fasilitas umum bagi kaum difabel (jalan, transportasi, akses pekerjaan, dan lainnya).
  • Orang berpenampilan dan berpakaian mahal dan bagus mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan orang yang berpakaian apa adanya.

Baca juga artikel terkait ILMU SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Addi M Idhom