tirto.id - Beberapa waktu lalu, ramai di media sosial istilah genderqueer atau non binary (non-biner). Perbincangan ini bermula ketika seorang mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi mengidentifikasi dirinya sebagai non-biner.
Umumnya masyarakat cenderung hanya mengenal dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Gagasan bahwa hanya ada dua jenis kelamin biasanya disebut dengan “biner gender”, karena biner berarti “memiliki dua bagian” atau laki-laki dan perempuan.
Beberapa orang mungkin berasumsi bahwa non-biner adalah perubahan budaya baru. Sebenarnya, beberapa budaya non barat, baik secara historis hingga saat ini memiliki pemahaman mengenai gender non-biner.
Dilansir dari laman FISIP UNAIR, Indonesia memiliki satu kelompok etnis yang menunjukkan kepada kita tentang gagasan bahwa identitas gender diekspresikan dengan lebih dari dua cara sebenarnya telah dilakukan sejak ratusan tahun.
Orang Bugis adalah kelompok etnis terbesar di Sulawesi Selatan, Indonesia, yang memiliki konsepsi unik tentang lima jenis identitas gender yang berbeda, di antaranya :
• Orawane: sebutan bagi laki-laki yang bersikap tegas dan maskulin
• Makkunrai: sebutan bagi perempuan yang dihargai dalam suku Bugis
• Calabai: sebutan bagi kaum yang terlahir sebagai laki-laki namun berperilaku seperti perempuan dalam
kesehariannya.
• Calalai: sebutan bagi kaum perempuan yang berperilaku sebagai laki-laki dalam kesehariannya.
• Bissu: perpaduan dari semua gender yang ada di suku bugis yang bersifat maskulin dan feminin.
Apa Itu Non-Biner?
Menurut lamanNational Center for Transgender Equality, non-biner adalah istilah yang digunakan orang untuk menggambarkan jenis kelamin yang tidak termasuk dalam salah satu dari dua kategori, yakni pria atau wanita.
Sementara itu, menurut lamanMedical News Today Non biner adalah istilah yang menggambarkan seseorang yang tidak mengidentifiasi dirinya secara eksklusif sebagai perempuan maupun laki-laki.
Sebaliknya, orang non-biner bisa mendefinisikan identitas gender dan pengalaman mereka di luar istilah biner.
Fakta tentang orang Non-Biner
Sebagaimana yang dilansir kembali dari laman National Center for Transgender Equality, berikut ini adalah fakta dasar tentang orang non-biner:
1. Orang-orang on biner bukanlah hal baru. Orang non-biner tidak bingung tentang identitas gender mereka atau hanya mengikuti mode baru. Bahkan, identitas non-biner telah diakui selama ribuan tahun oleh budaya dan masyarakat di seluruh dunia.
2. Beberapa orang non-biner menjalani prosedur medis untuk membuat tubuh mereka lebih sesuai dengan identitas gender mereka. Meski tak semua orang non-biner membutuhkan perawatan medis untuk menjalani kehidupan yang memuaskan, ini penting dan bahkan bisa menyelamatkan nyawa banyak orang.
3. Kebanyakan orang transgender bukanlah non-biner. Sebab, kebanyakan orang transgender memiliki identitas gender baik laki-laki atau perempuan, dan harus diperlakukan seperti laki-laki atau perempuan lainnya.
4. Menjadi orang non-biner bukanlah hal yang sama dengan interseks. Orang interseks memiliki anatomi atau gen yang tidak sesuai dengan definisi khas pria dan wanita. Kebanyakan orang interseks mengidentifikasikan diri sebagai pria atau wanita.
Orang non-biner biasanya bukan interseks, mereka biasanya terlahir dengan tubuh yang memiliki ciri khas berupa alat kelamin pria atau wanita, tetapi identitas gender bawaan mereka adalah bukan pria maupun wanita.
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo
