Menuju konten utama
Periksa Fakta

Apa Benar Vaksin Jadi Penyebab Epidemi Autisme di Vietnam?

Centers for Disease Control and Prevention hingga UNICEF telah menyatakan vaksin tidak menyebabkan autisme.

Apa Benar Vaksin Jadi Penyebab Epidemi Autisme di Vietnam?
Header Periksa Fakta Apa Benar Vaksin Menyebabkan Epidemi Autisme di Vietnam. tirto.id/Fuad

tirto.id - Sebuah video di Facebook mengeklaim vaksin yang dibawa oleh lembaga filantropi Bill Gates—Bill and Melinda Gates Foundation—menyebabkan jumlah pasien autisme di Vietnam melonjak signifikan.

"Tidak ada yang namanya autisme di tahun 1975, tahun 2000, tahun 2001—tidak ada seperti itu. Sekarang Vietnam mengalami peningkatan autisme lebih dari 300 persen," kata seorang pria dalam klip video yang beredar, diterjemahkan dari bahasa Inggris.

Video itu salah satunya disebarkan oleh akun "Richard Rainheart Celosse" pada Sabtu (25/2/2023). Akun tersebut menambahkan keterangan "Autisme diciptakan oleh vakz dan Bill Gates menciptakan epidemi autisme di Vietnam".

Periksa Fakta Vaksin Menyebabkan Autis

Periksa Fakta Apa Benar Vaksin Menyebabkan Epidemi Autisme di Vietnam. (Sumber: Facebook)

Sampai Rabu (9/8/2023), unggahan akun "Richard Rainheart Celosse" telah dilihat oleh 12 warganet dan mendapatkan 4 reaksi. Meski impresinya tak banyak, narasi ini berpotensi membuat kekhawatiran publik dan rasa skeptis terhadap vaksin sehingga penting untuk diperiksa.

Unggahan serupa bisa dijumpai di akun Facebook ini dan ini.

Lantas, bagaimana faktanya?

Penelusuran Fakta

Usai menyimak video berdurasi kurang dari satu menit itu, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci "autism in Vietnam*vaccine".

Hasilnya, kami menemukan klaim ini telah diperiksa oleh kantor berita Agence France-Presse (AFP) dan dinyatakan sebagai informasi yang keliru. Pria dalam video menunjukkan sosok Anthony Phan, seorang dokter yang tinggal di California, Amerika Serikat, tetapi tak punya spesialisasi di autisme.

Dalam keterangan kepada AFP, otoritas kesehatan dan kalangan pakar pun telah membantah klaim ini dan menyatakan kalau narasi soal vaksin menyebabkan autisme tidaklah ilmiah.

"Tak ada hubungan antara vaksinasi dan autisme di Vietnam atau negara lain," ujar Quyet Minh Nguyen, psikiater di Rumah Sakit Anak Nasional Vietnam atau Bệnh viện Nhi Trung ương, kepada AFP, Rabu (2/8/2023).

Masih mengutip laporan AFP, cuplikan video yang dipakai dalam unggahan akun Facebook "Richard Rainheart Celosse" sebenarnya berasal dari dokumenter kontroversial berjudul "Vaxxed: From Cover-up to Catastrophe di laman https://vaxxedthemovie.com/stream/. Video itu kini sudah tidak tersedia di laman tersebut.

Film itu disutradarai oleh Andrew Wakefield, seorang dokter asal Inggris yang lisensi medisnya dicabut setelah dia memalsukan data dalam makalah tahun 1998, yang menghubungkan autisme dengan vaksin campak, gondok dan rubella (MMR).

Artikel dr Wakefield pun dihapus dari jurnal medis Lancet dan dilabeli sebagai artikel yang "tidak jujur dan dibuat-buat”.

Dilansir dari laman United Nations Children’s Fund (UNICEF)—badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk isu seputar anak—

epidemiolog Senad Begic mengatakan dr Wakefield punya kepentingan finansial dalam mengejar topik ini sehingga publikasi penelitiannya terbukti "tidak terhormat dan tidak bertanggung jawab".

Lebih lanjut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat telah menyatakan dalam laman resminya bahwa vaksin tidak menyebabkan autisme.

Sebuah studi CDC yang terbit pada tahun 2013 dan fokus pada jumlah antigen yang diberikan kepada anak-anak selama dua tahun pertama menunjukkan, jumlah total antigen dari vaksin yang diterima sama antara anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) dan tidak ASD.

Antigen adalah zat dalam vaksin yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi penangkal penyakit. ASD sendiri merupakan keterbatasan perkembangan yang dapat menyebabkan tantangan dalam bersosialisasi, berkomunikasi, dan berperilaku.

Terkait jumlah penderita autisme di Vietnam, sebuah penelitian bertajuk "Early screening and diagnosis of autism spectrum disorders in Vietnam: A population-based cross-sectional survey" di tahun 2021 menemukan prevalensi ASD di kalangan anak-anak usia 18–30 bulan di Vietnam berkisar 0,758 persen atau 1 dari 132 anak.

Prevalensi ASD dikatakan berkaitan dengan kehidupan perkotaan, jenis kelamin laki-laki, dan gen yang diwariskan. Survei tersebut berlansung sepanjang tahun 2017–2018 di 7 provinsi (mewakili wilayah sosial ekonomi Vietnam).

Seorang Profesor di Vietnam National University Cong Tran yang mendalami studi autisme selama 20 tahun menegaskan, petumbuhan persentase autisme sebesar 300 persen di Vietnam tidak masuk akal. Tran menyebut, dirinya bekerja dengan banyak orang dewasa berusia 30-40 tahun yang hidup dengan ASD.

"Ini berarti Vietnam pasti memiliki pasien autisme sebelum tahun 2000," kata Tran, seperti dinukil dari laporan AFP yang tayang pada Rabu (2/8/2023).

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, cuplikan video berasal dari dokumenter kontroversial berjudul "Vaxxed: From Cover-up to Catastrophe". Film itu disutradarai oleh Andrew Wakefield, seorang dokter asal Inggris yang lisensi medisnya dicabut setelah dia memalsukan data dalam makalah tahun 1998 yang menghubungkan autisme dengan vaksin campak, gondok dan rubella (MMR).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) maupun UNICEF telah menyatakan vaksin tidak menyebabkan autisme.

Dengan demikian, narasi soal vaksin menyebabkan epidemi autisme di Vietnam itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Shanies Tri Pinasthi