Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Apa Beda Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan?

Apa beda Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, keutamaan malam lailatul qadar dan malam nuzulul quran.

Apa Beda Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan?
Umat muslim membaca Alquran saat bulan Ramadan di Masjid Raya Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/5/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang mulia dan memiliki banyak keistimewaan, karena peristiwa turunnya Al-Quran terjadi di bulan Ramadan.

Dikutip dari "Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadr" oleh Saefudin Latief yang diterbitkan Kemenag Sumsel, peristiwa turunnya Alquran atau disebut sebagai Nuzulul Quran merupakan hal yang sampai saat ini selalu diperingati oleh sebagian umat Islam di dunia.

Di seluruh negara Arab, dilakukan tradisi syiar atau menyemarakkan bulan Ramadan dengan berbagai kegiatan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan memperingati lailatulqadar yang biasanya ini serempak dirayakan oleh umat Islam di seluruh negara Arab pada malam ke-27 Ramadan.

Sementara itu, dalam memperingati turunnya Al-Quran, di Indonesia dilaksanakan peringatan “Nuzulul Quran” pada malam ke-17 Ramadan.

Mengapa Nuzulul Quran di Indonesia pada Malam 17 Ramadhan?

Ilustasi Al-Quran

Ilustasi Al-Quran. FOTO/iStockphoto

Berbeda dengan umat Islam di Arab, di Indonesia, banyak umat Islam yang menyangka peristiwa Nuzulul Quran itu berbeda dengan lailatulqadar.

Padahal jika dilihat dalam sejarah, kedua hal ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Lantas, mengapa umat Islam Indonesia memperingati turunnya Al-Quran pada malam 17 Ramadan?

Awal diperingatinya Nuzulul Quran di Indonesia, yaitu ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Quran setiap tanggal 17, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia, dan sebagai rasa syukur kemerdekaan Indonesia.

Beda Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Rasulullah SAW pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam lailatulqadar. Beliau bersabda:

“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Hadis yang lain juga dijelaskan bahwa:

“Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir,” (HR. Bukhori dan Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa lailatulqadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan.

Menurut laman NU Online, istilah nuzulul qur’an yang sering diperingati pada malam tanggal 17 Ramadan merupakan malam di mana pertama kali al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah saw di Gua Hira melalui malaikat Jibril.

Pada kesempatan pertama kali ini, Malaikat Jibril membawa surat iqra’ wa rabbukal akram. Kemudian untuk selanjutnya al-Qur’an diturunkan secara berangsur.

Sementara lailatulqadar adalah istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana al-Qur’an diturunkan langsung dari Allah SWT secara keseluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyah) yang kemudian dibawa jibril secara berangsur kepada Rasulullah SAW.

Oleh karena itulah malam lailatulqadar hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sungguh malam itu adalah malam mulia, malam penuh berkah yang tidak boleh diragukan lagi.

Perihal ini, Allah SWT berfirman:

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ‌ اِنَّا كُنَّا مُنۡذِرِيۡنَ

Innaaa anzalnaahu fii lailatim mubaarakah; innaa kunnaa munziriin

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan." (QS. Ad-Dukhan: 3)

Malam yang berkah tentu saja berbeda dengan malam-malam lain. Allah SWT mengistimewakan nilai malam ini lebih dari malam seribu bulan, karena pada malam itu Malaikat turun ke bumi mengatur segala urusan.

Sesuai dengan perintah-Nya mereka, para malaikat akan menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rezeki, mati, jodoh dan semuanya, karena itulah dinamakan lailatulqadar, malam penentuan takdir manusia.

Sudah selayaknya kita sebagai hamba yang menginginkan takdir baik, apabila menekuk lutut bersimpuh di malam-malam itu, karena ini berhubungan dengan nasib kita sebagai hamba. Seperti seorang budak yang memohon kepada majikannya.

LAILATUL QADAR DI SURABAYA

Umat muslim melakukan shalat sunnat berjamaah ketika itikaf di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/6/2018). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Allah pun mengkhususkan keterangan ini dalam satu surat penuh di surah Al-Qadar:

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَة الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر * تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيَها بِإِذْنِ رَبّـِهم مِّن كُلِّ أَمْر * سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr; Wa mā adrāka mā lailatul-qadr; Lailatul-qadri khairum min alfi syahr; Tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr; Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan; Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?; Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan; Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan; Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar," (QS. Al-Qadr: 1-5).

Amalan Malam Lailatul Qadar

Gus Yusuf melalui Channel YouTube resminya menyampaikan perihal amalan apa saja yang bisa dilakukan pada malam lailatulqadar.

Ia mengatakan, saat Ramadan yang jelas umat muslim menjalankan ibadah seperti yang rutin dilakukan di bulan Ramadan.

"Lailatulqadar bisa dihidupkan dengan tarawih, tadarus, dan pada 10 hari terakhir ini kita tadarusnya harus lebih kencang," ujarnya.

Yang kedua, lanjutnya, Rasulullah biasanya saat hari-hari terkahir Ramadan akan menghabiskan waktunya untuk itikaf di dalam masjid. 10 hari beliau itikaf di dalam masjid.

"Nah, kalau hari ini kita mungkin masjidnya pada tutup karena covid, saya rasa kita itikaf di rumah dengan tetap beribadah dan ini tidak akan berkurang pahalanya," jelasnya.

"Jadi malam digunakan untuk zikir, membaca al-quran, membaca Tasbih, dan ada doa-doa khusus ketika hari-hari terakhir Ramadan. Doa ampunan dan keselamatan dari Allah, Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu anni. Ya Allah sesungguhnya engkau adalah maha pengampun, yang gemar memberikan ampunan, engkau yang cinta memberikan ampunan, ampunilah kami ya Allah dari segala dosa-dosa kami," sambungnya.

Menurut Gus Yusuf, doa ini memang bagus dibaca pada malam-malam terakhir atau di malam lailatulqadar.

"Jadi intinya, malam Lailatul Qadar kita memperbanyak Tadarus Al-Quran, memperbanyak dzikir, memperbanyak membaca tasbih, dan juga tentu bersedekah. Bersedekah pada malam-malah lailatulqadar. Insya Allah nanti kita akan menjumpai lailatulqadar," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BEDA LAILATUL QADAR DAN NUZULUL QURAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom