Menuju konten utama

Anies Masih Berpeluang Besar Menang di Pilgub DKI, Tenang Aja!

Anies Baswedan harus rela menurunkan gengsi politiknya untuk bertarung di level pilkada, usai kalah di Pilpres 2024.

Anies Masih Berpeluang Besar Menang di Pilgub DKI, Tenang Aja!
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menunjukkan jari yang telah dicelup tinta usai melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di TPS 60, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Pemilu 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota tersebut dilaksanakan secara serentak di 38 provinsi dengan jumlah DPT sebanyak 204.807.222 pemilih. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

tirto.id - Nama-nama yang masuk bursa calon gubernur DKI Jakarta terus bermunculan. Saat ini saja sudah ada Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mulai bergerilya di media sosial memberikan sinyal maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Ada pula Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini, Ketua DPD Golkar Jakarta Ahmed Zaki Iskandar, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, hingga Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Di luar nama-nama yang disebut di atas, nama eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merangsek masuk dalam bursa cagub DKI Jakarta. Meski rekapitulasi suara Pilpres 2024 belum berakhir, peluang Anies Baswedan kembali ke Jakarta terbuka jika resmi gagal menjadi presiden.

Lantas seberapa besar kemungkinan Anies maju Pilkada DKI Jakarta jika gagal Pilpres 2024?

Anies Masih Terkuat Bila Maju Pilgub DKI, Apalagi Diusung PKS

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, mengatakan Anies adalah kandidat terkuat jika maju Pilkada DKI Jakarta. Anies bahkan sulit dikalahkan jika diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), apalagi ditambah dengan rekan Koalisi Perubahan lain seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasdem.

"Secara umum Anies Baswedan adalah yang terkuat saat ini, terlebih jika dengan PKS, atau bahkan jika didukung PKB dan Nasdem, maka koalisi lain akan sulit mengalahkan," kata Dedi kepada Tirto, Rabu (28/2/2024).

Dedi mengatakan, nama lain seperti Ridwan Kamil memang kuat, tetapi tidak cukup potensial karena masih ada dinamika politik di internal mereka. Hal ini terjadi saat DPD Partai Golkar DKI Jakarta lebih memilih Ahmed Zaki Iskandar maju sebagai cagub DKI Jakarta, ketimbang Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga harus mencari rekan koalisi untuk bersaing dengan Anies Baswedan. Berkoalisi dengan Gerindra, kata Dedi masih sulit terwujud, karena kemungkinan besar mengajukan kader mereka sendiri, seperti Riza Patria.

"Tetapi, jika orientasinya bukan sekedar kalahkan Anies, maka ada baiknya Gerindra usung sendiri kandidat dari kader," kata Dedi.

Dalam kacamata Dedi, Anies sangat mungkin diusung oleh PKS. Apalagi Anies adalah sosok kuat dan PKS belum mempunyai kader mumpuni untuk maju di Pilgub DKI Jakarta.

Memang ada Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang meraih suara tertinggi di Dapil Jakarta II, namun pemilih PKS, kata Dedi lebih dekat dengan Anies yang notabene bukan merupakan kader PKS.

"PKS memungkinkan merekam tiket cagub kembali ke Anies, mereka belum cukup kuat jika hanya usung Mardani Ali Sera. Anies sejauh ini sudah miliki basis loyal pemilih Jakarta, tentu akan mudah memperkuat basis dibanding harus usung tokoh baru," kata Dedi.

Dedi pun mengatakan, PDIP kemungkinan menjadi kubu ketiga dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. PDIP mungkin akan menarik mitra koalisi pada Pilpres 2024, PPP, untuk ikut maju kembali di Pilkada DKI.

PDIP bisa saja membangun koalisi ketiga dengan mengusung nama seperti Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini atau mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Opsi lain bisa juga Kepala LKPP sekaligus mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

"Peluang tiga koalisi sangat mungkin di Pilgub DKI Jakarta, dan Anies sejauh ini masih cukup tangguh, terlebih jika mendapat sokongan lebih dari satu Partai," kata Dedi.

Kampanye akbar Anies-Muhaimin di JIS

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) didampingi cawapres Muhaimin Iskandar menyapa para pendukungnya dalam kampanye akbar di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Sabtu (10/2/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.

Anies Mau Turunkan Gengsi Politiknya Maju Lagi di Pilkada?

Peneliti senior Indikator Indonesia, Bawono Kumoro, meyakini Anies masih bisa maju di Pilkada DKI Jakarta. Hal itu tidak lepas Anies masih punya pengaruh di Jakarta.

"Spekulasi itu muncul wajar saja mengingat Anies Baswedan merupakan salah satu figur masih memiliki daya tarik elektoral bagi warga DKI Jakarta," kata Bawono, Rabu (28/2/2024).

Ia beralasan Anies pernah menjadi pejabat publik di Jakarta. Hal itu memicu warga mungkin akan memilih Anies kembali di Pilkada DKI.

Menurut Bawono, DKI Jakarta adalah daerah dengan atensi besar. Jakarta kerap mendapat perhatian dunia internasional, media dan publik. Oleh karena itu, Pilkada DKI bisa lebih menarik daripada pilkada lain.

"Oleh karena itu apabila mampu memenangkan Pilkada DKI Jakarta bukan tidak mungkin akan menjadi milestone bagi siapapun untuk kemudian naik kelas mencalonkan diri di level kepemimpinan nasional dalam hal ini pemilihan presiden berikutnya," kata Bawono.

Ia menilai PKS bisa saja mengusung Anies seperti Pilkada 2017 lalu. Selain itu, Anies juga mendapat dukungan PKS di Pilpres 2024. Namun, yang menjadi perhatian menurut Bawono adalah kerelaan Anies menurunkan gengsi politiknya, yaitu turun kelas untuk bertarung di level pilkada, usai kalah di pilpres.

"Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah Anies Baswedan akan bersedia menurunkan gengsi politiknya setelah gagal di Pemilihan Presiden 2024 lalu untuk kembali maju di perhelatan Pilkada DKI Jakarta," kata Bawono.

Menang Pilgub DKI 2024 Jadi Modal Pilpres 2029

Analis politik Ujang Komarudin tidak memungkiri Anies bisa maju kembali. Hal ini tidak lepas posisi Anies yang sudah banyak perbuatan sebagai gubernur di masa lalu. Namun, semua kembali siapa yang mau mendukungnya, kata Ujang.

"Apakah PKS, apakah Nasdem atau partai lain kita belum tahu atau lewat jalur independen," kata Ujang, Rabu (28/2/2024).

Jalur independen bisa saja diambil Anies karena mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu disebut sempat mengumpulkan KTP. Ia pun melihat Anies juga akan berkalkulasi langkah dan peta politik di masa depan.

Nasdem, kata Ujang tidak menutup kemungkinan akan meninggalkan Anies di Pilkada karena memiliki kandidat lain, yaitu Ahmad Sahroni. Di sisi lain, PKS bisa mendorong kader lain dan bisa saja bukan Anies. Alhasil, Anies masih punya peluang 50:50 maju Pilkada DKI 2024.

"Tapi ya seandainya PKS mendorong Anies ya bagus menarik saja misal cawagub dari PKS, Anies calon gubernur tapi saya melihat PKS itu kalau dia punya kader sendiri kuat, dia akan dorong kadernya sendiri, kadernya di DKI Jakarta, bukan Anies, bukan yang lain," kata Ujang.

Ujang mengakui kursi Gubernur DKI Jakarta memang kursi penting untuk maju Pilpres 2029. Oleh karena itu, partai pasti berhitung untuk mengusung kader mereka, demi melangkah jauh ke depan pada Pilpres 2029.

Ujang menekankan bahwa peta politik pilkada berbeda dengan masa lalu. Ia melihat masih ada kemungkinan nama lain di luar nama yang sudah muncul. Oleh karena itu, partai masih menunggu situasi ke depan sehingga kans Anies tidak begitu kuat.

"Kecuali kalau Anies sedang menjabat maju lagi, tidak ada jeda. Sekarang jeda lama karena Pilpres jadi saya lihat peluangnya belum tentu kuat," kata Ujang.

Ahmad Sahroni

Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni menyebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah pamit dari jabatannya sebagai Menteri Pertanian kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. SYL pamit kepada Surya Paloh pada Kamis pagi (5/10/2023). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

PKS Berupaya Ajukan Kader Sendiri

Menanggapi hal tersebut Ketua Bidang Humas PKS Ahmad Mabruri mengatakan bahwa mereka sejauh ini berupaya mendorong kader sendiri untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2024. Namun, mereka juga tidak memungkiri Anies masuk dalam daftar nama potensial menjadi cagub DKI Jakarta.

"Semuanya masih punya peluang. Termasuk Anies Baswedan. Bahkan bukan tidak mungkin PKS juga bisa kolab sama RK atau Sahroni. Semuanya masih belum diputuskan," kata Ahmad kepada Tirto, Rabu (28/2/2024).

Ahmad mengakui bahwa PKS tengah menjadi pemilik suara terbesar di Jakarta. Mengutip data hitung suara sementara KPU pada 28 Februari 2024 dengan total TPS 55,48 persen, PKS memperoleh 329.685 suara atau sekitar 19,26 persen.

Ia mengatakan, PKS akan tetap berkolaborasi dengan partai lain dan menunggu hasil lobi.

"Walaupun pemenang di Jakarta. Tetap kita mesti kolaborasi sama partai lain. Nah proses komunikasinya ini kan perlu agak panjang," kata Ahmad.

Baca juga artikel terkait BURSA CAGUB DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto