tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa Jakarta terbuka bagi siapa saja. Namun, lanjutnya menegaskan, Jakarta bukan tempat bagi orang-orang yang berniat melakukan kerusuhan. Anies menyampaikan hal tersebut saat membahas Aksi Massa 21-22 Mei 2019 yang kemudian ricuh hingga menelan korban jiwa.
"Jakarta bukan tempat bagi perusuh. Di Jakarta, kami akan sambut mereka yang datang ke Jakarta, berkegiatan di Jakarta, kami fasilitasi,” tandas Anies saat ditemui di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
"Tapi kalau mau kerusuhan, Anda akan berhadapan dengan kami semua, kami tidak akan mentolerir," lanjut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.
Gubernur mengimbau kepada masyarakat agar turut serta dalam menghentikan pribadi-pribadi yang memancing kerusuhan atau bentrokan.
"Yang memang bila melihat orang lempar batu, jangan ikut lempar batu, tapi hentikan yang melempar batu. Kalau melihat yang memukul, hentikan yang memukul, jangan malah ikut-ikutan memukul," kata Anies.
Anies juga meminta masyarakat agar tidak ikut-ikutan menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi karena hal tersebut dapat menimbulkan suasana yang tidak kondusif dan semakin memperkeruh suasana.
"Kritis terhadap informasi yang beredar, jangan cepat-cepat menyebarkan berita yang belum terkonfirmasi karena itu tidak membuat suasana kondusif," pesan gubernur yang terpilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 ini.
Sebelumnya, Anies menyampaikan bahwa hingga Kamis (23/5/2019) pukul 11.00 WIB, korban meninggal dunia sebagai dampak kerusuhan dalam aksi massa 22 Mei 2019 tercatat 8 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka, baik berat maupun ringan, mencapai 541 orang. Total, kata Anies, 737 orang ditangani di beberapa rumah sakit di Jakarta.
Korban paling banyak, sambung Anies, adalah anak-anak muda berusia sekitar 20 hingga 29 tahun yakni 294 orang. Lalu usia di bawah 19 tahun ada 170 orang. "Jadi jumlah anak-anak muda cukup banyak di sini,” tutupnya.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Iswara N Raditya