Menuju konten utama

Anies Baswedan Ingin Hidupkan Lagi Kementerian Perumahan

Anies Baswedan menilai pemerintah saat ini belum memiliki lembaga khusus yang menangani masalah perumahan yang banyak ditemukan di perkotaan.

Anies Baswedan Ingin Hidupkan Lagi Kementerian Perumahan
Anies Baswedan di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia. tirto.id/Faesal Mubarok

tirto.id - Bakal capres, Anies Baswedan berjanji kembali menghidupkan Kementerian Perumahan. Kementerian Perumahan diketahui pernah dihidupkan pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), namun dilebur menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat oleh Presiden Joko Widodo.

"Jadi kami melihat ada satu urusan besar yang sesungguhnya memerlukan badan atau kementerian khusus. Saya bisa belum menyampaikan apakah ini badan atau kementerian," kata Anies dalam paparannya di Jakarta Pusat pada Jumat (10/11/2023).

Menurutnya urusan perumahan selama ini sering diabaikan oleh pemerintah. Anies menjelaskan bahwa urusan perumahan dan pengelolaan tata kota harus menjadi satu.

"Seharusnya pemerintah itu bagian dari masalah perkotaan bukan bagian dari sekedar pekerjaan umum. Hari ini perumahan-perumahan dan perkotaan itu satu kesatuan," kata Anies.

Anies menyindir pemerintah saat ini belum memiliki lembaga atau kementerian khusus menangani masalah perumahan yang banyak ditemukan di perkotaan. Dia menjelaskan bahwa di 2045, 66 persen masyarakat Indonesia akan tinggal di perkotaan.

"Pemerintah negara belum memiliki kementerian, badan yang mengurusi perkotaan. Kota itu harus dikembangkan, bagaimana transportasi di perkotaan itu dikembangkan. Bagaimana sistem pengelolaan limbah perkotaan itu diatur, bagaimana enegri perumahan itu diatur," kata Anies.

Dirinya juga menyampaikan bahwa selama ini para wali kota kehilangan arah dalam penataan kota.

"Begitu banyak aspek perkotaan yang hari ini para wali kota-wali kota se Indonesia nggak punya guideline," kata Anies.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto