tirto.id - Lem Aica Aibon tiba-tiba menjadi trending di Google Indonesia hari ini, Rabu (30/10/2019), dengan pencarian mencapai 5K sampai pukul 16.00 WIB.
Isu ini juga menjadi bahan perbicangan di Twitter hingga menjadi Worldwide trens. Sampai dengan hari ini pukul 16.15 WIB, kata “aibon” tersemat di 67.5K twit. Di Twitter Indonesia menjadi trending ke-6 dan mulai menjadi bahan pembicaraan sejak Selasa (29/10) kemarin.
Apa Penyebab Lem Aibon Viral?
Viral lem aibon diawali dari anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta yang menemukan rencana anggaran yang dinilai fantastis di situs resmi KUA-PPAS 2020 dasar Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta, apbd.jakarta.go.id. Dalam rencana itu, anggaran pengadaan lem Aibon ini sebesar Rp82 miliar.
Fungsi Lem Aibon
Apa sebenarnya kegunaan lem aibon? Lem Aibon biasanya dipakai untuk merekatkan bahan kayu, melamin logam, karpet, plywood. Karena banyak kegunaanya, lem aibon ini diklaim sebagai lem serbaguna. Namun terkadang lem Aibon ini disalahgunakan para remaja untuk nge-fly seperti kasus di Papua.
Produsen Lem Aibon
Di Indonesia salah satu perusahaan yang konsen pada bisnis ini adalah PT Aica Indonesia. PT Aica Indonesia berdiri sejak 1974 dengan dukungan teknologi dari Aica Kogyo Jepang. Perusahaan ini dijalankan oleh keluarga Wanandi, salah satu konglomerat di Indonesia.
Harga Lem Aibon
Di pasaran e-commerce harga lem aibon bervariasi. Untuk ukuran kemasan kecil, netto 70 gram, harganya mencapai Rp9.800 hingga Rp10.000.
Jika rencana anggaran pengadaan lem Aibon sebesar Rp82 miliar itu disetujui DPRD DKI, maka setidaknya bisa digunakan untuk membeli 8.200.000 kaleng lem aibon kemasan 70 gram harga Rp10.000.
Bagaimana Respons Pemprov DKI Jakarta?
Soal rencana anggaran lem Aibon yang fantastis ini, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat membantah. Menurut dia, anggaran lem Aibon sebesar Rp82,8 miliar dalam tahap penyesuaian.
"Soal belanja ATK, sebenarnya alat tulis kantor seluruh sekolah itu hanya Rp22 miliar. Kami akan lakukan penyesuaian, mudah-mudahan komponen [lem] Aibon yang Rp82 miliar itu tidak ada," kata Syaefuloh saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019) siang.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Susi Nurhati justru menduga bahwa anggaran sebesar itu karena salah ketik.
"Kami sedang cek kembali. Apakah ini salah ketik atau bagaimana," ujar Susi saat dihubungi, Rabu (30/10/2019) pagi.
Tapi Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, William Aditya Sarana meragukan keterangan Susi.
“Apa benar kesalahan input? Atau jangan-jangan baru diperbaiki karena masyarakat teriak? Saya minta bukan hanya data komponen yang dibuka, tapi juga rekaman digital siapa input komponen apa dan kapan. Supaya terang benderang,” kata dia.