tirto.id - Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mencatat realisasi anggaran PEN per 23 Desember 2020 telah menyentuh Rp502,71 triliun. Perolehan itu baru setara 72,3 persen dari total pagu Rp695,2 triliun.
Dengan demikian, sisa anggaran masih menganggur Rp192,49 triliun. Jumlah itu berarti masih harus dibelanjakan dalam waktu 3 hari kerja sebelum berakhirnya tahun 2020 lantaran libur Natal 24-25 Desember 2020 dan cuti bersama libur Tahun Baru pada 31 Desember 2020.
“Realisasi program PEN menunjukkan akselerasi yang terus meningkat pada Kuartal IV 2020 ini jika dibandingkan dengan realisasi per 30 September 2020 sebesar Rp318,48 Triliun,” ucap Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).
Realisasi tertinggi dicapai oleh pos perlindungan sosial yang mencapai Rp217,99 triliun atau 94,7 persen dari pagu Rp230,21 triliun. Di posisi kedua ada pos UMKM yang terealisasi Rp107,93 triliun atau setara 92,8 persen dari pagu Rp116,31 triliun.
Selanjutnya ada pos sektoral K/L dan pemda yang terealisasi Rp59,77 triliun atau 88,1 persen dari total Rp67,86 triliun. Sektor kesehatan terealisasi Rp54,13 triliun atau 54,4 persen dari pagu Rp99,5 triliun.
Insentif usaha hanya terealisasi Rp54,73 triliun atau 45,4 persen dari total anggaran Rp120,61 triliun. Terakhir pembiayaan korporasi telah mencapai Rp8,16 triliun atau 13,4 persen dari pagu Rp60,73 triliun.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa menyentuh 80 persen di penghujung tahun 2020.
Jika perkiraan Airlangga tercapai, total realisasi PEN setidaknya menyentuh Rp556,16 triliun dari total Rp695,2 triliun.
“Di tahun 2020 persentasenya diperkirakan lebih dari 80 persen,” ucap Airlangga dalam “Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2020”, Rabu (30/12/2020) di BEI.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali