Menuju konten utama

AMIN Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,5% per Tahun Dinilai Realistis

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dari capres-cawapres Anies- Cak Imin sebesar 5,5 hingga 6,5 persen per tahunnya dinilai masih realistis.

AMIN Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,5% per Tahun Dinilai Realistis
Bakal calon presiden Anies Baswedan dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama para pendukungnya tiba di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Pasangan bakal capres dan bakal cawapres yang diusung Koalisi Perubahan tersebut mendaftarkan diri mereka sebagai peserta dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto menilai, proyeksi misi pertumbuhan ekonomi dari capres-cawapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) sebesar 5,5%-6,5% per tahunnya selama 2025-2029 dinilai masih realistis.

“Rata-rata pertumbuhan ekonomi kita dalam 5 tahun terakhir hanya 3,4 persen [dengan memasukkan periode COVID-19 2020 & 2021], atau hanya 5,16 persen [tanpa memasukkan periode COVID-19] sehingga target tersebut sudah lebih tinggi dari realisasi 5 tahun terakhir dan memungkinkan dicapai,” kata Eko kepada Tirto, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Eko menuturkan, yang tidak kalah penting dari target pertumbuhan ekonomi ke depan adalah soal distribusi, yang mana tidak terpusat di provinsi dan kabupaten di Pulau Jawa saja.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dari pasangan calon (paslon) AMIN, kata Eko, perlu perlu fokus mendorong pengembangan potensi ekonomi daerah dan menyejahterakan para petani.

Dia mengatakan, kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus di daerah-daerah bisa menjadi mesin pertumbuhan untuk menyerap investasi dan menciptakan lapangan kerja formal.

“Sementara pada fokus petani perlu dukungan input produksi, lahan, hingga optimalisasi dana desa, karena petani adanya di desa,” ucap Eko.

Eko mengungkapkan, tantangan pemimpin baru ke depan adalah stabilitas makro akibat dampak ketidakpastian global, seperti suku bunga AS, inflasi global masih tinggi, harga minyak dalam tren meningkat seiring tekanan geopolitik.

Ujung dari kondisi tersebut adalah terjadinya perlambatan ekonomi dunia dan negara-negara maju.

Dihubungi terpisah, Direktur Celios Bhima Yudhistira menjelaskan, visi dan misi terkait target pertumbuhan ekonomi baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan masih sangat normatif dan cukup ambisius.

“Masalahnya struktur ekonomi Indonesia sangat rapuh, mulai dari industrialisasi yang macet, ketergantungan ekonomi dari komoditas olahan primer yang menunggu booming komoditas. Padahal kita kan tidak tahu booming harga CPO, batubara, nikel bertahan berapa lama,” kata Bhima kepada Tirto.

Kendati demikian, Bhima menyoroti baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan dalam visi dan misinya menyentuh aspek ekonomi baru seperti transisi energi atau ekonomi hijau dan ekonomi digital.

“Kedua hal tersebut memang penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi, tapi perlu dicatat juga bahwa ketergantungan teknologi impor, dan kemampuan sumber daya manusia yang berkorelasi dengan kualitas pendidikan tidak bisa selesai dalam 5 tahun,” tutur dia.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI RI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Reja Hidayat