tirto.id - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais merespons orasi perdana bakal cawapres Gibran Rakabuming Raka sebelum bersama bakal capres Prabowo Subianto dan rombongan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk mendaftar sebagai pasangan capres-cawapres, Rabu (25/10/2023).
Gibran saat itu meyakinkan Prabowo bahwa dia tidak akan ke mana-mana dan menyatakan akan selalu mendampingi Prabowo ke mana pun dia pergi.
Amien Rais menilai apa yang disampaikan Gibran terkesan melebihi kapasitas Prabowo. Mantan Ketua MPR itu bahkan menilai Gibran sebagai anak ingusan yang belum tahu apa-apa.
"Jangan malah petantang-petenteng menjadikan anak ingusan yang enggak tahu apa-apa itu malah melebihi Prabowo. 'Pak Prabowo, jangan khawatir saya ada di sini'. Emangnya siapa dia itu?" kata Amien di Gedung Djoeang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Amien Rais mengatakan Gibran sosok milenial gadungan. Menurut Amien, kaum milenial itu pintar, bukan yang bodoh seperti Gibran.
"Kaum milenial itu pintar-pintar. Enggak ada milenial kalau bodoh, jarang itu. [Tapi] dia [Gibran] itu milenial gadungan. Ini harus kita pikirkan kembalilah," tutur Amien Rais.
Amien memandang Gibran bocah ingusan lantaran bisa maju sebagai cawapres Prabowo setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres. Putusan itu terkesan memberi karpet merah kepada Gibran Rakabuming Raka.
Gibran yang saat ini masih berusia 36 tahun dan menjabat sebagai Wali Kota Solo pun lolos maju di Pilpres 2024.
"Kepala daerah, sudahlah pokoknya itu, pamannya [Anwar Usman] itu membuatkan karpet merah, itu hanya untuk Gibran, yang lebih butuh dari dia, kan berlusin-lusin," kata Amien Rais.
Kubu Prabowo-Gibran Nilai Amien Rais Arogan
Dihubungi terpisah, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani memandang pernyataan Amien Rais yang menyebut Gibran anak ingusan, tidak patut dan tak tepat. Demokrat sebagai salah satu partai pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 memandang pernyataan Amien Rais bertolak belakang dengan ketokohannya sebagai guru besar dan politikus senior.
"Sangat arogan yang tak mencerminkan atau tak bersesuaian dengan latar belakangnya sebagai guru besar dan politisi senior," kata Kamhar saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (27/10/2023) sore.
Kamhar mengatakan Amien Rais berhak untuk tak mendukung tampilnya Gibran di pentas panggung politik nasional. Namun, kata dia, tak patut membuat pernyataan yang merendahkan.
Di sisi lain, Kamhar mengatakan terlepas dari polemiknya putusan MK, tetapi keputusan itu justru membuka jalan, peluang, dan harapan baru bagi pemimpin-pemimpin yang berusia muda, berprestasi dan berkualitas untuk tampil di pentas kepemimpinan nasional.
"Kami percaya Gibran akan mampu membuktikan sebagai generasi muda yang telah mempersiapkan diri dengan baik dan pembelajar cepat ketika telah masuk ke politik praktis dan pemerintahan," pungkas Kamhar Lakumani.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto