Menuju konten utama

Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Saat Fed Fund Rate Naik 25 bps

BI menyatakan keputusan mempertahankan suku bunga acuan didasari pertimbangan matang.

Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Saat Fed Fund Rate Naik 25 bps
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo didampingi Deputi Gubernur Mirza Adityaswara dan Erwin Rijanto menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Desember 2018 akhirnya memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan.

Suku bunga acuan BI atau BI 7-day Reverse Repo Rate tetap pada angka 6,00 persen. Suku bunga Deposit Facility juga masih ditahan pada pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.

Padahal, Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (19/12/2018).

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan menahan suku bunga acuan itu sudah diperhitungkan sejak awal, termasuk prediksi kenaikan suku bungan The Fed.

"Pada November, waktu [BI] menaikkan suku bunga, kami sudah memperhitungkan kenaikan bunga di bulan ini dan bunga tahun depan," kata Perry di Kantor BI, Jakarta pada Kamis (20/12/2018).

"Artinya kenaikan Fed Fund Rate di Desember sudah diperhitungkan di November, bahkan juga beberapa bulan ke depan," dia menambahkan.

"Kenaikan pada tadi malam FFR [Fed Fund Rate], sudah kami perhitungkan," Perry menegaskan.

Selain itu, keputusan menahan suku bunga BI juga telah memperhatikan kecenderungan pertumbuhan ekonomi global yang melandai, termasuk di Amerika dan Cina. Dampak pelambatan ini adalah, volume perdagangan dunia dan komoditas mengalami tren penurunan yang lebih rendah dari perkiraan.

Perry menambahkan BI juga memprediksi kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2019 tidak akan setinggi yang selama ini diperkirakan.

"Oleh karena itu, makanya pengaruhnya seperti apa, risikonya akan tetap kami pantau. Tapi risikonya tentu saja kadarnya lebih rendah dari perkiraan perkiraan kami sebelumnya," ucap Perry.

Selain itu, kata dia, kepercayaan pemegang modal terhadap Investasi di Indonesia juga akan menjadi salah satu fokus pemerintah di tahun depan.

"Kami akan lihat juga faktor yang positif terhadap confident ke Indonesia, termasuk aliran modal asing dan liquiditas. Itu risiko yang kami lihat, termasuk risiko di global," ujar dia.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom