Menuju konten utama

Alasan Batu Bata Disusun Zig-zag pada Bangunan, Apa Tujuannya?

Alasan utama batu bata disusun zig-zag pada bangunan adalah untuk menjaga agar dinding bangunan tidak retak dan roboh.

Alasan Batu Bata Disusun Zig-zag pada Bangunan, Apa Tujuannya?
Pekerja membangun rumah bersubsidi program satu juta rumah di Desa Sambirejo, Kediri, Jawa Timur, Jumat (19/10/2018). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/foc.

tirto.id - Belakangan ini viral di Twitter video sebuah bangunan dengan batu bata tersusun secara vertikal atau lurus. Hal ini karena seharusnya batu bata pada bangunan tidak disusun secara lurus, melainkan secara zig-zag atau selang-seling.

Bangunan dalam video yang viral itu dianggap salah sekaligus berbahaya bagi penghuni bangunan karena teknik pembangunannya salah. Bahkan, saking viralnya video tersebut, membuat akun Twitter resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ikut merespons.

Penyusunan batu bata merupakan proses penting dalam pembuatan bangunan. Tahap penyusunan batu bata ini harus dilakukan dengan tepat dan benar karena berkaitan langsung dengan kekokohan bangunan yang didirikan.

Tentu ada alasan penting mengapa batu bata tidak boleh disusun vertikal melainkan harus disusun zig-zag pada proses pendirian bangunan.

Alasan dan Tujuan Batu Bata Disusun Zig-zag pada Bangunan

Alasan dan tujuan utama batu bata disusun zig-zag pada bangunan adalah untuk menjaga agar dinding bangunan tidak retak dan roboh.

Menurut Kementerian PUPR, teknik penyusunan batu-bata zig-zag (running bond) memungkinkan beban 1 batu bata di bagian atas didistribukan pada dua batu bata tumpuannya secara merata.

Teknik ini diperlukan karena semakin tinggi bangunan, semakin tinggi pula batu bata yang tersusun. Ini artinya beban batu bata yang ada di susunan bawah akan semakin berat.

Jika batu bata disusun secara vertikal, maka beban batu bata yang paling atas akan langsung dilimpahkan ke satu batu bata yang menjadi tumpuannya.

Batu bata yang tertekan beban berat tentu lebih mudah retak. Selain itu, jika susunan batu bata dilakukan tegak lurus atau vertikal juga memengaruhi pola keretakan pada semen perekat atau mortal.

"Susunan seperti ini dapat memperbesar kemungkinan bagian semen perekat (mortar) retak dan roboh," terang Kementerian PUPR melalui Twitter @KemenPU, Senin (29/5/2023).

Jika terjadi keretakan, maka dinding bangunan rentan roboh sewaktu-waktu dan membahayakan penghuninya.

Perlu diketahui, keretakan batu bata juga tetap bisa terjadi meskipun teknik penyusunan sudah benar dan zig-zag.

Menurut Kementerian PUPR keretakan dinding atau batu bata bisa terjadi karena kualitas batu bata, kualitas mortar, efek gempa, dan sebagainya.

Cara yang Benar Menyusun Batu Bata untuk Bangunan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun batu bata untuk bangunan. Dikutip dari German Boada SA berikut prosedur dan cara yang benar dalam menyusun batu bata untuk bangunan:

1. Menyiapkan semen perekat atau mortar

Semen perekat atau mortar yang terdiri dari campuran semen, pasir, dan air.

Adapun perbandingan jumlah semen dan pasir yang baik untuk mortar adalah 1:5. Artinya satu bagian semen untuk dicampur dalam 5 bagian pasir.

2. Buat area fondasi

Buat area fondasi dengan menggali parit setidaknya selebar dan sedalam satu kaki. Isi area fonasi dengan mortar dan pastikan permukaannya kokoh dan rata untuk dipasangi dinding bata.

3. Beri garis dengan tali

Pembuatan garis dengan tali berfungsi untuk memastikan pemasangan batu bata tetap lurus dan setara. Buat garis sesuai dengan batasan lebar dan panjang dinding bangunan yang direncanakan.

4. Letakkan mortar

Setelah fondasi mengering, letakkan lapisan mortar sesuai tali yang sudah dibuat. Pastikan mortal tidak terlalu tebal atau terlalu tipis karena nantinya akan digunakan untuk menopang batu bata.

5. Mulai pemasangan batu bata

Lakukan pemasangan batu bata mulai dari ujung ke ujung. Pada sela-sela pemasangan batu-bata, letakkan mortal setebal 10 milimeter yang berfungsi sebagai pengikat.

6. Jangan ragu untuk memotong batu bata

Setelah baris kedua, batu bata mulai disusun secara zig-zag agar tumpuannya terbagi pada dua batu. Teknik ini menyebabkan jarak batu bata menjadi tidak sama dengan baris di bawahnya.

Oleh karena itu, pemotongan batu bata menjadi separuh bisa dilakukan agar dapat mengisi kekosongan atau jarak yang kosong.

Baca juga artikel terkait RUMAH atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora