tirto.id - Usaha yang bergerak di bidang jual-beli, baik daring maupun luring, tentu membutuhkan gudang penyimpanan. Tempat itu akan memudahkan pemilik usaha menyimpan stok barang yang akan dijual. Lantas, mana yang lebih baik antara sewa gudang atau membangun sendiri?
Gudang penyimpanan memiliki fungsi beragam. Pada umumnya, gudang penyimpanan berfungsi sebagai tempat konsolidasi. Barang-barang yang dibeli oleh pemilik usaha dikumpulkan di gudang, sebelum nanti didistribusikan ke lokasi tujuan.
Gudang juga bisa dipakai sebagai tempat operasi bongkar pasang. Artinya, stok barang dagangan yang dibeli dalam jumlah besar dipecah menjadi beberapa bagian dengan jumlah lebih kecil. Pengombinasian macam-macam stok barang sebelum didistribusikan juga bisa dilakukan di tempat ini.
Lantas, apakah semua jenis gudang memiliki fungsi sama?
Jenis-jenis Gudang Penyimpanan untuk Usaha
Berikut jenis-jenis gudang penyimpan sesuai fungsinya.
1. Gudang Pribadi
Gudang pribadi merupakan gudang yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan stok barang dagangan, yang nantinya bakal didistribusikan kembali ke toko cabang.
Salah satunya contohnya adalah gudang penyimpanan toko retail yang ada di kota-kota besar dan memiliki banyak cabang.
2. Gudang Umum
Gudang umum biasanya dimiliki oleh perusahaan yang sudah memiliki gudang tetapi membutuhkan ruang penyimpanan tambahan. Hal itu membuat pemilik usaha menyewa lokasi baru. Namun, gudang baru tersebut tidak hanya menyimpan barang dari satu perusahaan, melainkan banyak dan beragam.
3. Gudang Besar Otomatis
Gudang besar otomatis merupakan gudang penyimpanan untuk barang-barang hasil inovasi teknologi. Misalnya, robot.
4. Gudang Reefer
Gudang Reefer biasanya dimanfaatkan oleh para pelaku usaha makanan. Tempat ini dipakai untuk menyimpan barang dagangan agar tidak basi.
Gudang reefer umumnya memiliki ruangan penyimpanan khusus seperti freezer.
5. Pusat Distribusi
Sesuai namanya, gudang ini memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan barang sementara. Sebab, barang tersebut nantinya bakal langsung didistribusikan ke lokasi tujuan. Sederhananya, gudang hanya dipakai sebagai tempat transit.
6. Gudang Penyimpanan Bahan Baku
Gudang ini biasanya dipakai untuk menyimpan bahan-bahan mentah seperti karet, biji besi, biji plastik, dan lain sebagainya.
7. Gudang Penyimpanan Bahan Setengah Jadi
Gudang ini biasanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan sekaligus proses produksi lanjutan.
Proses pengepakan, pemasangan label, dan perakitan (untuk elektronik) biasanya dilakukan di gudang jenis ini.
8. Gudang Barang Hasil Produksi
Perusahan besar biasanya juga memiliki tempat khusus untuk menyimpan barang produksi. Stok barang jadi biasanya disimpan di lokasi berbeda untuk memudahkan pengiriman dan pemilahan.
9. Gudang Fulfillment
Gudang ini dipakai untuk menerima barang yang dikembalikan konsumen. Tempatnya berbeda dengan gudang penyimpanan lain agar barang tidak tercampur.
10. Gudang Cross Docking
Gudang cross docking biasanya dipakai oleh perusahaan jasa ekspedisi alias pengiriman barang. Di tempat ini, keluar-masuknya barang dari konsumen maupun penjual cenderung lebih cepat.
Gudang cross docking yang memiliki ukuran lebih besar bisa disebut juga Pusat Transhipment. Fungsi dari keduanya cenderung sama.
11. Gudang Milik Negara
Gudang ini dimiliki dan dikelola oleh negara. Sebagai misal, bulog, yang dipakai untuk menyimpan beras.
Lebih Baik Sewa atau Membangun Gudang Sendiri?
Para pemilik usaha, terutama yang bergerak di bidang jual-beli barang, mesti memiliki gudang tersendiri. Hal itu bertujuan agar jumlah konsumen yang bisa mereka layani lebih banyak. Barang dagangan yang bisa disimpan (stok) juga bisa menampung dalam jumlah besar.
Namun, pilihan untuk membeli gudang cenderung terlalu memberatkan, terutama jika usaha yang dimiliki belum terlalu besar. Modal yang dikeluarkan untuk membeli atau membangun gudang sendiri cukup besar.
Berikut ini beberapa keuntungan yang diperoleh jika melakukan sewa gudang, alih-alih membangun atau membeli.
- Bebas biaya pemeliharaan
- Hemat Waktu
- Pilihan yang Banyak
- Cashflow Lebih Lancar
Editor: Iswara N Raditya