Menuju konten utama

Aktivitas Semeru Meningkat, Terjadi 22 Kali Gempa dalam 6 Jam

Hingga saat ini, gunung Semeru masih berstatus siaga namun masyarakat diimbau tidak beraktivitas 13 km dari puncak.

Aktivitas Semeru Meningkat, Terjadi 22 Kali Gempa dalam 6 Jam
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar yang tampak dari Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (7/1/2022). ANTARA FOTO/Seno/rwa.

tirto.id - Aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Malang, Jawa Timur terus meningkat. Pada periode pukul 12.00 hingga 18.00 wib, Selasa (5/7/2022), Semeru dilaporkan telah mengeluarkan 22 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kemen ESDM, Hendra Gunawan menyebut durasi gempa berkisar antara 15 hingga 20 detik dengan erupsi yang terjadi hampir tiap 20 menit.

Cuaca di sekitar Semeru juga dilaporkan berawan hingga hujan, angin lemah ke arah timur laut dengan suhu udara sekitar 22-27°C. Kendati demikian, Hendra memastikan aktivitas Semeru tidak menganggu penerbangan dari dan menuju Malang.

“Saya kira untuk penerbangan masih normal dan tadi juga dari Bandara Abdul Rahman Saleh Malang sudah konfirmasi ke kami,” ujar Hendra, Selasa (5/7/2022) malam.

Hingga saat ini, gunung Semeru masih berstatus siaga. Namun Hendra mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Selain itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca juga artikel terkait GUNUNG SEMERU ERUPSI atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri